TEMPO.CO, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM mencatat realisasi investasi kuartal kedua 2018 mencapai angka Rp 176,3 triliun. Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis mengatakan jumlah tersebut tumbuh sebesar 3,1 persen dibandingkan pada kuartal yang sama pada tahun 2017.
BACA: OJK: Perusahaan Efek Daerah Bisa Cegah Investasi Bodong
"Harus diakui terjadi pelambatan, naik tapi melambat," kata Azhar Lubis saat mengelar konferensi pers di Gedung BKPM, Jakarta Selatan, Selasa, 14 Agustus 2018.
Sebelumnya, BKPM mencatat realisasi investasi kuartal pertama 2018 naik 11,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Berdasarkan catatan BKPM realisasi investasi adalah Rp 185,3 triliun, sedangkan tahun 2017 adalah Rp 165,8 triliun.
Azhar mengatakan BKPM mencatat selama kuartal kedua 2018 realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri atau PMDN mencapai Rp 80,6 triliun. Sedangkan Penanaman Modal Asing atau PMA tercatat membukukan sebesar Rp 95,7 triliun.
Dalam hal ini, PMDN tercatat naik 32,1 persen dari Rp 61 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sebaliknya, jumlah PMA tercatat turun sebesar 12,9 persen dari Rp 109,9 triliun pada periode yang sama tahun 2017.
BACA: Darmin: Pengumuman Capres Cawapres Beri Kepastian ke Investor
Menurut Azhar, dari seluruh realisasi investasi PMDN dan PMA paling banyak terjadi di DKI Jakarta sebesar Rp 29,9 triliun, Jawa Barat sebesar Rp 22,2 triliun, Jawa Timur sebesar Rp 16 triliun, Banten sebesar Rp 14,4 triliun dan Kalimantan Timur sebesar Rp 13,8 triliun.
Sedangkan berdasarkan sektor, realisasi investasi paling banyak berasal dari sektor usaha pertambangan sebesar Rp 28,2 triliun, transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar Rp 25,6 triliun, listrik, gas, air sebesar Rp 20,8 triliun. Kemudian diikuti oleh industri makanan dan perumahan sebesar Rp 17,2 triliun dan kawasan industri dan perkantoran sebesar Rp 15,8 triliun.
Adapun lima besar negara asal PMA adalah Singapura sebesar US$ 2,4 miliar, Jepang sebesar US$ 1,0 miliar, Tiongkok sebesar US$ 0,7 miliar. Kemudian diikuti dengan Hong Kong sebesar US$ 0,6 miliar dan Malaysia sebesar US$ 0,4 miliar.
Selain itu, Azhar juga mengatakan realisasi PMA dan PMDN tersebut mampu menyerap tenaga kerja mencapai 289.843 orang. Dengan rincian 133 602 orang pada PMDN dan 156.241 orang pada PMA. "Meski pertumbuhan investasi melambat, investasi tetap masih dapat menyerap tenaga kerja langsung yang cukup besar," kata dia.