TEMPO.CO, Jakarta- Bakal calon Wakil Presiden Sandiaga Uno mengatakan penyebab rupiah melemah dikarenakan jumlah impor barang yang terlalu tinggi. "Tentunya ada beberapa bahan pangan yang akan terkatrol, seperti ayam dan telur," kata dia di Kantor Muhammadyah, Senin, 13 Agustus 2018.
Baca juga: Sandiaga Ogah Jawab Kemungkinan Jual Saham Saratoga untuk Pilpres
Sandiaga mengatakan nilai rupiah yang semakin merosot diakibatkan pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui impor. Menurutnya, hal tersebut yang mengakibatkan nilai rupiah tergerus kuatnya dolar.
Nilai tukar rupiah kembali melemah pada hari ini, Senin, 13 Agustus 2018. Berdasarkan RTI Business pukul 11.52 WIB, kurs tercatat pada level Rp 14.613 per dolar AS atau anjlok 0,88 persen setelah dibuka pada level Rp 14.486 per dolar AS.
Rupiah sempat menembus level Rp 14.503 per dolar AS pada 3 Agustus 2018. Namun rupiah berangsur menguat pada pekan berikutnya dengan mencapai Rp 14.481 pada 6 Agustus 2018. Kurs terus menguat hingga puncaknya Rp 14.422 per dolar AS pada 9 Agustus 2018, sebelum akhirnya kembali loyo.
Menurut Sandiaga, krisis ekonomi di Turki tidak berandil besar dalam penurunan nilai rupiah. Dia mengatakan masalah perekonomian Indonesia berawal dari tidak adanya kemandirian ekonomi, terutama di sektor pangan.
Atas alasan tersebut, Sandiaga bersama bakal calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto mendatangi Pengurus Pusat Muhammadyah. Mereka membahas penguatan perekonomian di tangan Prabowo dan Sandiaga.
"Saya dan Pak Prabowo, akan melakukan suatu perbaikan kebijakan yang lebih berpihak kepada emak-emak," tutur Sandiaga Uno.
CAESAR AKBAR