Jakarta- Bakal calon Wakil Presiden Sandiaga Uno mengatakan melemahnya rupiah akibat krisis Turki merupakan faktor eksternal. Menurutnya, struktur perekonomian yang tidak mandiri menyebabkan merosotnya nilah tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca juga: Luhut Sebut Rupiah Jeblok Bukan Hanya Karena Krisis Turki
"Keinginan kami, Pak Prabowo dan saya, untuk melakukan suatu perbaikan kebijakan ekonomi yang lebih berpihak kepada emak-emak," ujar dia di Kantor Muhammadyah, Senin malam, 13 Agustus 2018.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore bergerak melemah sebesar 124 poin menjadi Rp 14.610. Sebelumnya, rupiah ditransaksikan di level Rp 14.486 per dolar AS.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan ada beberapa faktor yang membuat nilai tukar rupiah loyo hingga menembus Rp 14.600 per dolar Amerika Serikat kemarin. Belakangan, kata dia, faktor yang berasal dari Turki menjadi sangat menonjol.
Sandiaga memprediksi beberapa bahan pangan seperti daging ayam dan telur akan terkena imbas dari pelemahan rupiah. Menurutnya, komponen bahan pangan tersebut, banyak yang diimpor.
Selain itu, Sandiaga menyoroti soal masalah pemanfaatan energi. Dia menuturkan, pengelolaan sumber daya energi di Indonesia belum maksimal. Hal tersebut dilihatnya dari serapan pekerja yang terjaring, belum maksimal.
Hal-hal tersebut yang dijanjikan Prabowo dan Sandiaga Uno untuk dibenahi. "Kami pastikan hadirnya pemerintahan yang lebih kuat, tegas, dan bisa membawa keyakinan agar percepatan pembangunan bisa dilakukan," tutur Sandiaga saat disinggung soal krisis Turki.
CAESAR AKBAR