Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Krisis Turki, Bank Indonesia Sebutkan Cara Redam Pelemahan Rupiah

image-gnews
Petugas menghitung uang saat melayani penukaran mata uang asing di kawasan Kwitang, Jakarta, 8 Mei 2018. TEMPO/Tony Hartawan
Petugas menghitung uang saat melayani penukaran mata uang asing di kawasan Kwitang, Jakarta, 8 Mei 2018. TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta- Bank Indonesia bersama dengan pemerintah menyiapkan serangkaian upaya untuk meredam pelemahan rupiah agar tak bergerak jauh dari nilai fundamentalnya. Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan lembaganya akan terus melanjutkan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar. “Kami punya serangkaian kombinasi langkah seperti intervensi gandar di pasar valas dan obligasi hingga kenaikan suku bunga,” ujarnya, kepada Tempo, Senin 13 Agustus 2018.

Baca: Rupiah Jeblok, Luhut: RI Lebih Baik Ketimbang 3 Negara Ini

Bahkan, sebagai bentuk respon cepat mengantisipasi pelemahan tajam rupiah akibat sentimen krisis keuangan Turki kemarin, bank sentral membuka lelang FX Swap. “Kami membuka (lelang) bagi perbankan di siang hari untuk membantu mengurangi tekanan kepada rupiah,” ucapnya. Dia memastikan tekanan dari faktor eksternal masih dominan menjadi sentiment pelemahan rupiah dibandingkan tekanan domestik, seperti pelebaran defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) triwulan II 2018 hingga 3 persen dari produk domestik bruto (PDB). “Isu CAD memang ada, tapi kami mendorong pasar merespon kondisi ini sebagai defisit yang berkualitas, yang diperlukan untuk menjaga pertumbuhan,” ujarnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sepakat jika upaya menjaga CAD menjadi fokus bersama saat ini. Sejumlah langkah yang disiapkan di antaranya adalah mengurangi belanja atau pengeluaran pemerintah, khususnya yang berasal dari impor, tak terkecuali belanja infrastruktur. “Ini memang berpotensi melemahkan pertumbuhan ekonomi, tapi kami harus menyiapkan skenario ini, apabila situasi akan semakin dinamis,” katanya.

Selanjutnya, dia pun menekankan tentang pentingnya mempercepat substitusi bahan impor dengan produk lokal, sehingga menekan lonjakan impor yang kini menjadi penyebab utama CAD membengkak. “Pengayaan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) selama ini sudah dilakukan, tapi belum optimal,” ucapnya. Terakhir, pemerintah memutuskan untuk mendorong penggunaan bahan bakar biodiesel B20 untuk mengurangi impor migas. “Karena komponen impor minyak saat ini cukup besar, dan ini penting sebagai barang modal di infrastruktur kelistrikan.”

Selain itu, pemerintah juga gencar menyosialisasikan kepada eksportir untuk dapat kooperatif membawa pulang devisa hasil ekspor (DHE) yang selama ini masih diparkir di luar negeri “Tidak hanya membawa masuk di bank dalam negeri, tapi juga bisa stay lebih lama,” kata Sri. Sebab, saat ini penting untuk meningkatkan kemandirian dan memastikan ketersediaan dolar AS di dalam negeri mencukupi.

Kementerian Keuangan juga tengah mengkaji kemungkinan insentif yang bisa diberikan kepada eksportir agar menarik mereka menyimpan dananya di dalam negeri. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara mengatakan salah satu kebijakan yang dikaji dan dipertimbangkan adalah bebas pajak deposito untuk DHE. “Tapi ini masih harus dievaluasi lagi, karena implementasinya tidak terlalu mulus, karena tidak ada yang bisa memastikan itu deposito DHE atau bukan,” ujarnya. Berdasarkan kebijakan itu, DHE yang dikonversi ke dalam rupiah dan disimpan selama enam bulan atau lebih tidak akan dikenakan pajak, sedangkan untuk penyimpanan  1 bulan dikenai pajak 7,5 persen, dan 3 bulan sebesar 5 persen. “Kami sedang melihat lagi mekanisme yang pas.”

Ekonom Center of Reform on Economics Piter Abdullah mengatakan dalam mengatasi tekanan terhadap rupiah memang dibutuhkan solusi yang tepat sasaran. “Sumber tekanan lebih di defisit neraca pembayaran, jadi solusinya harus bagaimana mengurangi impor agar CAD bisa kembali ke level sekitar 2,5 persen dari PDB,” ujarnya. Di satu sisi, opsi menaikkan kembali bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate menurut dia tak lagi menjadi solusi yang ampuh. “Jika direspon dengan kenaikan lagi bisa-bisa justru direspon negatif oleh pasar,” katanya.

GHOIDA RAHMAH | CAESAR AKBAR

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 jam lalu

Ilustrasi mata uang Rupiah. Brent Lewin/Bloomberg via Getty Images
Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.


Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 jam lalu

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 ribu rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024. Rupiah ditutup melemah mendekati level Rp16.000 hari ini. TEMPO/Tony Hartawan
Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.


Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

5 jam lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (ke tiga kiri) bersama Senior Deputi BI Destry Damayanti (ketiga kanan) dan jajaran Deputi BI (kiri-kanan) Aida S. Budiman, Doni Primanto Joewono, Juda Agung dan Filianingsih Hendarta saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di gedung BI, Jakarta, Kamis, 19 Oktober 2023. Suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate (BI7DRRR) naik menjadi 6 persen. Tempo/Tony Hartawan
Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.


IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

6 jam lalu

Pengunjung melihat layar pergerakan Index Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa 16 April 2024. Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG ambruk 2,15% ke posisi 7.130,27. Selang 12 menit setelah dibuka, IHSG berhasil memangkas koreksinya sedikit menjadi anjlok 2,06% menjadi 7.136,796. TEMPO/Tony Hartawan
IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.


Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

10 jam lalu

Ilustrasi Uang Rupiah. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.


Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

10 jam lalu

Presiden Jokowi bersama rombongan terbatas termasuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertolak menuju Jawa Timur untuk kunjungan kerja, Lanud TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat, 8 Maret 2024. Foto Biro Pers Sekretariat Presiden
Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

Awalil menilai pertemuan dan koordinasi antara Jokowi dan Prabowo memang diperlukan dan sangat penting dilakukan saat ini.


Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

11 jam lalu

Alipay Wallet. REUTERS
Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.


Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

13 jam lalu

Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan
Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.


Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

14 jam lalu

Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan
Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.


Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

1 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersama jajaran Deputi Bank Indonesia saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.