TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Budi Gunadi Sadikin menyebutkan negosiasi PT Freeport Indonesia dengan pemerintah Indonesia belum selesai.
Baca juga: Aturan Baru Setoran Freeport Akan Untungkan Papua
"Transaksi ini belum selesai, masih banyak lembar term of sheet yang harus dipenuhi," kata Budi ketika berbicara di hadapan seminar DPD di Senayan, Jakarta, Senin, 13 Agustus 2018.
Perjanjian kesepakatan terakhir merupakan kesepakatan mengenai sistem transaksi, namun transaksi divestasi sendiri belum terjadi.
Sebelumnya, pemerintah telah menyelesaikan permasalahan terkait kepemilikan PT Freeport Indonesia melalui penandatanganan Head of Agreement (HoA) dengan PT Freeport Indonesia.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyebutkan, Inalum telah mendapatkan pinjaman terkait pengambilalihan saham PT Freeport Indonesia. Jumlah komitmen dari pinjaman tersebut mencapai US$ 5,2 miliar.
Baca juga: Cara Inalum Pastikan Pembelian Saham Freeport Rampung Bulan Depan
"Laporannya dari Pak Budi (Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin) bahwa komitmennya sudah sampai US$ 5,2 miliar kita sudah dapat. Tetapi kita tidak pakai semua, karena nilainya tidak segitu," ujar Rini.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mengatakan bahwa proses negosiasi dalam akuisisi saham Freeport selama ini tidak mudah.
"Inilah 3,5 tahun yang kita usahakan sangat alot, jangan dipikir mudah, dan begitu sangat intens sekali dalam 1,5 tahun ini," kata Presiden Jokowi setelah acara puncak peringatan Hari Koperasi Nasional ke-71.
Presiden Jokowi juga mengapresiasi ketika mendapatkan laporan bahwa holding industri pertambangan Inalum telah berhasil mencapai kesepakatan awal dengan Freeport. "Pengolahan untuk meningkatkan kepemilikan kita menjadi 51 persen dari yang sebelumnya 9,36 persen. Alhamdulillah," katanya.
ANTARA