TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF, menandatangani kerjasama dengan Japan Housing Finance Agency (JHF), Jepang, di bidang pembiayaan perumahan, khususnya pengembangan pasar sekunder permbiayaan perumahan.
Simak: Sepanjang 2017, SMF Cetak Laba Bersih Rp 397 Miliar
"Dalam kerjasama ini baik SMF maupun JHF, akan melakukan eksplorasi solusi, dan pertukaran informasi terutama mengrnai kebijakan pembiayaan perumahan," kata Ananta dalam pidatonya dalam acara penandatangan kerjasama antara SMF dan JHF di Ruang Banda A, Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin, 13 Agustus 2018.
Hadir dalam acara penandatanganan kerjasama ini, Presiden JHF, Toshio Kato, Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan RI, Isa Rachmatarwata, perwakilan Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan, Kementerian PUPR, Lana Winayanti, dan juga perwakilan dari Otoritas Jasa Keuangan. Selain itu, kerjasama ini merupakan bagian dari kerjasama antara anggota Asian Secondary Mortgage Market Association (ASMMA), khususnya dalam pengembangan pasar pembiayaan perumahan.
Ananta mengatakan kerjasama ini nantinya diharapkan bisa meningkatkan stabilitas pasar pembiayaan perumahan lewat pengembangan instrumen keuangan yang tepat. Kerjasama ini juga mencakup pengembangan instrumen pendanaan lain untuk meningkatkan arus dana dari pasar modal ke pasar pembiayaan perumahan.
Kerjasama juga berkaitan dengan pemantauan harga perumahan serta implikasinya terhadap pembiayaan perumahan. Kemudian kerjasama juga akan menyangkut manajemen risiko yang menjamin kesehatan pasar MBS, perbandingan sistem pembiayaan perumahan, dan aktivitas investor termasuk dan tidak terbatas pada strategi bisnis, produk serta sistem hukum di Indonesia dan Jepang.
Selanjutnya adapula mengenai perbandingan identifikasi prospek, hambatan, tantangan dan Strategi peningkatan minat investor swasta dan publik di sektor pembiayaan perumahan. Terakhir, pengembangan program pembiayaan bagi pembangunan kembali rumah yang terdampak bencana.
"Termasuk mengenai pembiayaan lewat mortagage backed securities (MBS) atau yang dikenal dengan efek beragun perumahan," kata Ananta.
Ananta optimis kerjasama ini dapat mempererat hubungan kedua belah pihak sekaligus memberikan kontribusi bagi pertumbuhan pasar pembiayaan sekunder perumahan di masing-masing negara dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia. Kerjasama ini, kata Anata, akan berlangsung selama satu tahun.
President JHF, Toshio Kato mengatakan JHF juga memiliki program pembiayaan perumahan paska bencana yang disebut direct mortgage origination or disaster migration and urban rehabilitation. Program ini dapat menjadi rujukan bagi SMF dalam membantu meringankan beban pemerintah dalam merevitalisasi pemukiman masyarakat paska bencana alam di Indonesia.