TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Pandjaitan berbicara mengenai nasionalisme kepada anak-anak muda di acara talkshow Youth X Public Figure Vol. 6 bertajuk “Nasionalisme Versi Gue” di XXI Epicentrum Walk, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu, 11 Agustus 2018. Dalam pidatonya, Luhut menyinggung keberhasilan pemerintah untuk mengakusisi Blok Rokan dan PT Freeport menjadi milik Indonesia.
Baca juga: Soal Pilpres 2019, Luhut Pandjaitan Pesan Begini ke Prabowo
"Ini saya pikir langkah bagus yang dilakukan oleh pemerintah," kata Luhut saat memberikan pidatonya dalam acara itu, Sabtu.
Menurut cerita Luhut, negosiasi antara pemerintah dengan bos PT Freeport selalu alot. Bahkan, Richard Adkerson bos Freeport selalu menyatakan bahwa mereka tak bisa melepaskan saham PT Freeport untuk dikelola oleh pemerintah. Bahkan hal itu juga diketahui Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan.
"Tapi sekarang prosesnya jalan, dan sekarang segera akan jadi milik kita 51 saham Freeport. Nanti Inalum yang akan masuk di sana," kata Luhut.
Isu penguasaan Freeport merupakan salah satu isu penting pemerintah sejak dahulu. Freeport dinilai berpotensi menyumbangkan pemasukan bagi pemerintah Indonesia namun keberadaanya justru dimiliki asing.
Selain mengenai PT Freeport, Luhut bercerita mengenai keberhasilan pemerintah mengambil pengelolaan blok minyak dan gas (Migas) Rokan di Provinsi Riau. Menurut dia, meski telah berusia tua ladang minyak Blok Rokan masih memiliki cadangan sebesar 1,2 miliar barel.
Saat ini Blok Rokan masih dikelola PT Chevron Pacific Indonesia. Namun, pada 2021 mendatang kontrak dengan pemerintah Indonesia tak lagi bisa diperpanjang.
Hal ini karena Chevron dinyatakan kalah dalam lelang saat melawan PT Pertamina di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Menurut Kementerian, Chevron kalah karena tawaran Pertamina dikabarkan lebih menarik.
Luhut berujar dahulu pemerintah dianggap tak bisa mengelola Blok Rokan. Namun, saat ini terbukti lewat Pertamina, Indonesia bisa kembali menguasai sumber daya alamnya secara mandiri.
"Bertahun-tahun itu orang bilang nggak mungkin kan, tapi tawaran Pertamina nyatanya lebih bagus. Sekarang Pertamina menjadi penghasil minyak terbesar di Indonesia sebesar 63 persen," ujar Luhut Pandjaitan.