TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Ikatan Ahli Pracetak dan Prategang Indonesia atau IAPPI Hari Nugraha Nurjaman mengatakan akan menawarkan konsep Speed Recovery untuk wilayah yang terkena gempa di Lombok. "Konsep Speed Recovery intinya rekonstruksi perumahan masyarakat menggunakan konsep sistem pre-fabrikasi atau pembuatan komponen bangunan di pabrik tahan gempa kinerja tinggi," kata Hari saat dihubungi, Jumat, 10 Agustus 2018.
BACA: BMKG Denpasar Imbau Wisatawan Tak Perlu Cemaskan Gempa Susulan
Hari mengatakan kinerja tinggi artinya, jika terkena gempa kuat, bangunan masih dapat digunakan, dengan investasi awal tetap ekonomis. Pada Kamis kemarin, Hari menyebut sudah bertemu dengan Ditjen Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam suatu forum di Denpasar. Hari mengatakan yang menangani permintaan perumahan yang terdampak gempa di Lombok adalah Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB.
"Kami sudah komunikasi dengan BNPB dan rencana akan ada pertemuan Selasa depan jam 14.00," kata Hari. Lebih lanjut, dia mengatakan, struktur kinerja tinggi ini sangat diperlukan bagi masyarakat yang saat ini trauma akan kondisi rumah atau bangunan akibat gempa. Sehingga, kata Hari, akan memberi jaminan keamanan bagi masyarakat.
BACA: Lima Orang Meninggal Akibat Gempa Susulan di Kota Mataram
Menurut Hari, ada beberapa sistem dan teknologi dalam negeri yang sudah diuji kinerja tahan gempanya di Balai Struktur Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Sistem dan teknologi ini juga sudah diterapkan pada perumahan, baik skala besar maupun kecil.
"Teknologi ini dapat diproduksi pada pabrikan precast yang sudah cukup banyak di Indonesia, dikirim ke lapangan, dapat dipasang dengan mudah dan cepat, dengan alat-alat yang relatif sederhana," kata Hari.
Hari mengatakan pemerintah sudah menyatakan akan memberi bantuan maksimal Rp 50 juta per rumah. Jika rumah dalam kondisi rusak berat atau roboh, dana tersebut cukup untuk membangun rumah pre-fabrikasi minimal tipe 20. Jika masyarakat menginginkan tipe yang lebih besar, ujar dia, untuk biaya tambahannya, disediakan fasilitas kredit sesuai dengan kemampuan mencicil.
"Selama proses tanggap darurat dan rehabilitasi infrastruktur dilakukan pendataan terhadap kebutuhan perumahan, lalu dapat diproduksi massal. Jadi, setelah pemulihan infrastruktur, masyarakat dapat segera mendapatkan perumahan yang aman dan dapat segera melakukan aktivitas ekonominya," ujar Hari.
Baca berita tentang gempa lainnya di Tempo.co.