TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Pertanian Fini Murfiani mengatakan harga daging ayam dan telur di pasar saat ini sudah mulai turun. Ia menjelaskan, penurunan harga daging ayam di tingkat produsen pada minggu pertama Agustus sebesar 1,57 persen jika dibandingkan dengan minggu terakhir Juli.
Baca: Harga Daging Ayam Disebut Mulai Turun, Ini Datanya dari 6 Pulau
“Kalau di tingkat konsumen, penurunannya masih kecil, sebesar 0,35 persen, tapi turun,” ujarnya di Hotel Amos Cozy, Melawai, Jakarta Selatan, Kamis, 9 Agustus 2018.
Sedangkan harga telur terjadi penurunan di tingkat produsen 4,39 persen pada minggu pertama Agustus. Adapun penurunan di tingkat konsumen 3,9 persen.
Baca: Harga Telur dan Daging Ayam jadi Biang Inflasi di Sumatera Barat
Sebelumnya, ia mengatakan kenaikan harga daging ayam di atas harga normal, yang mencapai Rp 37-40 ribu per kilogram atau kg, bukan disebabkan pasokan yang menurun, melainkan adanya permintaan yang meningkat cukup tajam dalam waktu relatif lama akhir-akhir ini.
"Hasil pemantauan petugas Kementan di beberapa pasar, walaupun sempat terjadinya kenaikan harga daging ayam, karena pasokannya cukup, terbukti harga daging ayam berangsur-angsur sudah turun ke kondisi normal," ucapnya.
Fini menjelaskan, rata-rata konsumsi daging ayam ras sekitar 11,5 kg per tahun dengan jumlah penduduk sekitar 265 juta jiwa. Dengan demikian, kebutuhan daging ayam ras selama 2018, dengan sudah memperhitungkan kenaikan permintaan pada hari raya dan tahun baru, sekitar 3,05 juta ton per tahun.
Adapun jumlah produksi daging ayam ras selama 2018 diperkirakan akan mencapai 3,56 juta ton per tahun sehingga sebenarnya ada surplus produksi sekitar 500 ribu ton.
Tanpa memperhitungkan stok tahun lalu, selama Januari-Juni 2018, realisasi produksi daging ayam ras telah mencapai 1,80 juta ton, sementara kebutuhan yang dipenuhi 1,54 juta ton. "Maka dalam enam bulan ini kita mengalami surplus daging ayam ras sekitar 260 ribu ton," kata Fini.