TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan menyatakan operasional kereta api (KA) di wilayah pusat dan terdampak gempa Malang berjalan normal pasca gempa Malang bermagnitudo 5,2 Skala Richter (SR) yang berdampak hingga Pasuruan, Blitar, Lumajang, Tulungagung dan Jember.
Baca juga: Gempa Malang, Penerbangan Relasi Malang dan Banyuwangi Normal
"Kami menyatakan bahwa kondisi prasarana perkeretaapian pada wilayah yang terdampak gempa tersebut sampai saat ini masih dalam kondisi baik. Khusus di Wilayah Malang dan Blitar yang merupakan lintas layanan KA Penataran, KA ini masih beroperasi dengan normal," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri dalam keterangan tertulis di Tangerang, Banten, Kamis, 9 Agustus 2018.
Untuk itu, pemerintah menyampaikan kepada segenap pengguna jasa kereta api yang hendak melakukan perjalanan dari Surabaya menuju Blitar yang melalui Malang maupun sebaliknya agar tidak ragu untuk tetap menggunakan moda transportasi kereta api.
Kondisi prasarana dan juga sarana kereta api yang tidak terdampak gempa tersebut membuat moda transportasi ini aman untuk digunakan.
Baca juga: BMKG Ungkap Penyebab Gempa Malang
"Segenap jajaran Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa bagian Timur bekerja sama dengan jajaran Daop VII PT KAI di Madiun dan Daop VIIi PT KAI di Surabaya terus bersiaga melaksanakan kegiatan pemantauan serta pengawasan untuk memastikan bahwa kondisi prasarana serta sarana KA yang ada di wilayah tersebut tetap aman untuk dioperasikan. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan pengoperasian KA pada wilayah tersebut dapat berjalan dengan baik, aman, dan selamat," katanya.
Gempa Malang terjadi pada Rabu siang, 9 Agustus 2018, pukul 13.09 WIB. Menurut hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa ini terjadi akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempeng Eurasia.
ANTARA