TEMPO.CO, Jakarta - Pengerjaan ruas Tol Batang-Pemalang di Kabupaten Batang dan Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sudah mencapai 90 persen sehingga diperkirakan jalan tol tersebut bisa dilalui oleh kendaraan pada momen Natal 2018 dan Tahun Baru 2019.
Baca juga: Jalan Tol Fungsional Pemalang-Batang Dibuka 8 Juni 2018
Kepala Hubungan Masyarakat PT Waskita Karya Pemalang Batang Tol Road (PBTR) Paket 4 Misbachul Huda mengatakan saat ini pengerjaan ruas Tol Batang-Pemalang ini hanya menyisakan penyelesaian akhir (finishing).
"Seharusnya, sesuai kontrak kerja pengerjaan proyek jalan tol sudah selesai pada Juni 2018, tetapi diundur hingga akhir Agustus 2018. Kami sedang menghadapi sejumlah masalah yang cukup kompleks sehingga pengerjaan jalan tol tidak sesuai target," kata Misbachul Huda di Batang, Kamis, 9 Agustus 2018.
Sejumlah masalah yang kini masih dihadapi PBTR, kata dia, antara lain masih tersisanya beberapa lahan yang belum terbebaskan dan pengerjaan akses tol atau exit tol di Kota Pekalongan.
Menurut Misbachul, dengan adanya perubahan desain di simpang susun Desa Cepagan Kabupaten Batang, PT Waskita Karya juga harus melakukan penambahan luasan lahan yang saat ini sudah dalam proses pembebasan lahan dan dilakukan pengukuran oleh tim appraisal.
Baca juga: Mudik 2018: Tol Fungsional Pemalang-Batang Dipastikan Mulus
Adapun untuk pengerjaan akses Tol Kota Pekalongan yang berada di depan Pasar Setono, kata dia, saat ini pada tahap pengerjaan pelebaran jalan simpang karena kondisi akses keluar tol ini tidak seperti halnya di Kabupaten Pemalang ataupun Batang.
"Akses tol di Pekalongan relatif cukup sempit sehingga harus diperlebar terlebih dulu. Untuk memperlebar jalan simpang akses tol Pekalongan ini, kami juga harus membongkar sejumlah fasilitas milik pemerintah dan swasta, seperti papan reklame, penerangan jalan umum (PJU), sampai sejumlah kabel yang melintang di bagian atas maupun bawah," katanya.
Misbachul mengatakan, sebenarnya akses jalan Kota Pekalongan tidak masuk pada kontrak kerja PT Waskita Karya, tetapi pemerintah kota (pemkot) setempat meminta untuk dibuatkan akses jalan dengan menyediakan lahan.
"Biaya proses pembuatan akses jalan ini sekitar Rp 200 miliar, ditanggung PT Waskita Karya, sedangkan Pemkot Pekalongan hanya menyediakan lahan untuk akses jalan tol itu sehingga dampaknya proses pengerjaan ruas tol (Batang-Pemalang) juga terhambat dan mundur," katanya.
ANTARA