TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menilai pembangunan jalan tol Trans Sumatera di ruas Bakauheni - Terbanggi Besar bakal menciptakan rekor baru sebagai jalan tol dengan pembangunan paling singkat. Ruas tol yang menghabiskan investasi Rp 16 triliun ini ditargetkan beroperasi pada November 2018.
Baca juga: CMNP Bangun Jalan Tol Depok-Antasari untuk 4 Juta Road Warrior
Menteri BUMN, Rini M. Soemarno mengatakan pembangunan ruas tol Bakauheni - Terbanggi Besar hanya menghabiskan waktu tiga tahun sejak groundbreaking dimulai pada 2015. Masa pembangunan tol sepanjang 140 kilometer mencakup mulai dari pembebasan lahan hingga penyelesaian konstruksi.
"Ini bisa menjadi yang tercepat dengan jarak 140 kilometer dikerjakan hanya tiga tahun. Ini juga menjadi milestone bagi BUMN karya kita," ujarnya saat meninjau tol Bakauheni di Lampung, Rabu 8 Agustus 2018.
Rini mengungkapkan, inovasi dalam pembebasan lahan dan sinergi antar badan usaha menjadi kunci pembangunan jalan tol yang terbilang cepat. Dia menggambarkan, penetapan lokasi (penlok) ruas tol Bakauheni - Terbanggi Besar tidak dilakukan tunggal, tetapi dibagi menjadi 20 penlok (penetapan lokasi).
Sebelumnya, tahapan pembangunan jalan tol harus melewati tahap penetapan lokasi sepanjang trase yang akan dibangun. Menurut Rini, pola semacam ini membuat pembangunan tol memakan waktu yang lama.
Dengan pola baru, kontraktor mengerjakan setiap trase yang lahannya sudah dibebaskan. Pola pembangunan paralel antara konstruksi dengan pembebasan lahan menurut Rini terbukti membuat pembangunan tol lebih cepat.
Saat ini, progres pembangunan jalan tol Bakauheni - Terbanggi Besar sudah mencapai 98% dalam aspek pembebasan lahan. Proses pembebasan lahan seluruhnya diharapkan tuntas pada September 2018.
Baca juga: Jalan Tol Antasari-Depok Akan Diperpanjang Hingga Salabenda
Di sisi lain, progres konstruksi dikebut dengan menyelesaikan sejumlah jembatan di sepanjang jalur tol. Rini berharap pada November 2018 jalan tol pertama di Lampung itu resmi beroperasi.