TEMPO.CO, Jakarta - PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (PT BIJB) menerima lahan seluas 200 hektare (ha) sebagai penyertaan modal dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat untuk pengembangan Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat.
Baca juga: Jawa Barat Tolak Permintaan AP II Soal Saham Bandara Kertajati
Lahan yang diserahkan Pemprov Jawa Barat kepada PT BIJB tersebut berada di Desa Kertajati, Desa Bantarjati, dan Desa Kertasari di Kabupaten Majalengka. Serah terima lahan dilakukan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa kepada Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Rabu, 8 Agustus 2018.
Sekda Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan sebelumnya Pemprov Jawa Barat sudah memberikan penyertaan modal senilai Rp 796 miliar ditambah lahan 294,8 hektare yang baru saja diserahkan dan bernilai Rp 725 miliar, sehingga hingga saat ini Pemprov Jawa Barat telah menyerahkan penyertaan modal sekitar Rp 1,5 triliun.
"Posisi Pemprov Jabar (Jawa Barat) memiliki 98,45 persen aset sebelum ada Angkasa Pura II (AP II). Mudah-mudahan dengan ada AP II yang meminta 25 persen, secara administrasi dan fisik runway sudah bisa diselesaikan," kata Iwa.
Baca juga: AP II Bidik 25 Persen Saham Pengelola Bandara Kertajati
Sementara itu, Dirut PT BIJB Virda Dimas Ekaputra mengatakan tanah yang diserahkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat ini akan digunakan untuk pembangunan sisi darat bandara, yakni untuk lahan komersial.
"Alhamdulillah BIJB mendapat setoran modal dari Pemprov Jabar dalam bentuk tanah untuk sisi darat, yaitu tanah yang bisa dikomersialkan untuk bangunan komersial, terminal, bangunan penunjang, untuk Pertamina dan lainnya," ujar Virda.
Virda mengatakan, runway Bandara Kertajati bisa diperpanjang sesuai masterplan, yakni 3.500 meter, sehingga semua tipe pesawat dapat mendarat di bandara tersebut. PT BIJB juga akan memperpanjang landasan pacu Bandara Kertajati yang awalnya 2.500 meter menjadi 3.500 meter.
ANTARA