TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan lima jembatan rusak akibat gempa Lombok, atau tepatnya di Lombok Utara, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Akibatnya, sejumlah jembatan ditutup sementara dan membuat aktivitas warga sekitar terganggu karena harus mencari jalur penyeberangan lain.
Salah satu jembatan yang rusak yaitu Jembatan Sokong di Kecamatan Tanjung di Lombok Utara. "Jembatan mengalami kerusakan pada balok induk sepanjang 15 sentimer," kata dia dalam keterangan di Jakarta, Selasa, 7 Agustus 2018. Sebelumnya, Basuki langsung terbang ke Lombok sehari usai terjadinya gempa.
BACA: Gempa Bumi 5,5 SR Guncang NTB Lagi Dini Hari Tadi
Saat ini Jembatan Sokong dan empat jembatan lainnya ditutup sementara. Perbaikan jembatan dilakukan oleh tim Direktorat Jembatan Direktorat Jenderal Bina Marga bersama Badan Penelitian dan Pengembangan PUPR.
Selain jembatan, kedua lembaga juga mewaspadai adanya potensi longsor di lokasi gempa. Tim dari Kementerian PUPR memang mencatat seluruh jalan nasional bisa digunakan dan tidak ada yang putus. Tapi, tim mencatat adanya potensi longsor pada 7 titik di sepanjang KM 57 hingga KM 64 dari Kota Mataram.
BACA: Waspada Gempa Bumi, Simak Tips Penting Ini
Gempa Lombok berkekuatan 7 Skala Richter yang terjadi pada Minggu sore, 5 Agustus 2018, ini telah memakan puluhan korban jiwa dan lainnya luka-luka. Tak hanya infrastruktur umum, rumah-rumah warga di pulau yang ramai dikunjungi wisatawan mancanegara ini tak sedikit yang rusak bahkan hancur.
Di lokasi yang sama yaitu di Kecamatan Tanjung, Basuki juga telah mengecek sumur bor yang berjarak sekitar 2 kilometer dari pusat kecamatan. Sumur bor itu sengaja dibangun oleh PUPR untuk memastikan pasokan air dan sanitasi bagi warga terdampak bencana gempa Lombok di lokasi pengungsian. "Kecamatan Tanjung dihuni oleh penduduk sekitar 47 ribu, menerima dampak korban jiwa dan material terparah," tutur Basuki.