TEMPO.CO, Jakarta - Survei Konsumen Bank Indonesia pada Juli 2018 mengindikasikan optimisme konsumen yang tetap terjaga. Hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen atau IKK Juli 2018 yang tercatat 124,8 atau berada dalam zona optimis di atas 100.
BACA:Usai Gempa Lombok, Kantor BI NTB dan Bali Tetap Beroperasi Normal
"Meskipun tetap optimis, IKK Juli 2018 lebih rendah dibandingkan dengan IKK pada bulan sebelumnya sebesar 128,1," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman Zainal dalam keterangan tertulis, Senin, 6 Agustus 2018.
Agusman mengatakan keyakinan konsumen tetap terjaga ditopang oleh relatif stabilnya Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi atau IEK dengan masih kuatnya ekspektasi penghasilan ke depan.
BACA: BI: Tingginya Inflasi Inti Disebabkan Biaya Sekolah
Sementara itu, kata Agusman, Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini atau IKE tercatat melemah, terutama dipengaruhi oleh menurunnya keyakinan konsumen terhadap penghasilan saat ini dan keyakinan konsumen untuk melakukan pembelian barang tahan lama. Pada Juli 2018 IKE turun 5,8 poin dari bulan sebelumnya menjadi 115,0. Sedangkan IEK turun 0,7 poin menjadi 134,7.
"Hasil survei mengindikasikan bahwa tekanan kenaikan harga pada tiga bulan mendatang atau Oktober 2018 diperkirakan meningkat dari bulan sebelumnya dipengaruhi oleh kekhawatiran konsumen terhadap kenaikan harga BBM nonsubsidi," ujar Agusman.
Agusman mengatakan melemahnya IKK terjadi pada hampir seluruh kelompok responden terutama responden dengan pengeluaran di atas Rp 5 juta per bulan dan berusia 31-50 tahun. Sebanyak 12 kota pelaksana survei mengalami penurunan IKK pada Juli 2018, dengan penurunan terdalam terjadi di Kota Makassar -15,8 poin, diikuti Palembang -9,0 poin dan Semarang -7,7 poin
Sementara itu, kata Agusmandari Bank Indonesia, meningkatnya perkiraan tekanan kenaikan harga pada 6 bulan mendatang atau Januari 2019 disebabkan oleh peningkatan permintaan pada periode Tahun Baru.