TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tingginya konsumsi pada triwulan II 2018 ditengarai lantaran adanya masa Lebaran pada Juni 2018. Konsumsi adalah salah satu pemicu utama yang mendongkrak pertumbuhan ekonomi triwulan II mencapai 5,27 persen.
Baca: Sri Mulyani: Negara Dirugikan Rp 57 Miliar Akibat Miras Ilegal
Baca Juga:
Untuk menjaga konsumsi tetap tinggi hingga akhir tahun, Sri Mulyani mengandalkan beberapa perhelatan akbar yang diselenggarakan pemerintah. "Kan ada Asian Games, Annual Meeting IMF- World Bank, dan kalau kalian selalu gembira pasti akan bagus," ujar Sri mulyani di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin, 6 Agustus 2018. Asian Games 2018 bakal dihelat pertengahan Agustus, sementara pertemuan IMF - Bank Dunia pada Oktober 2018.
Baca: Gempa Lombok, Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Siapkan Dana Bantuan
Badan Pusat Statistik sebelumnya mengumumkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua 2018 sebesar 5,27 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari prediksi pemerintah, yaitu 5,16 persen.
Sri Mulyani berujar pertumbuhan ekonomi itu bisa melebihi prediksi lantaran kuatnya konsumsi pada triwulan II 2018. Pertumbuhan konsumsi pada periode itu mencampai 5,14 persen.
"Kemungkinan itu juga faktor seasonal," ujar Sri Mulyani lagi. Pada periode itu, ujar dia, memang melalui hari raya Lebaran. "Saat itu kan ada THR, tunjangan ke-13, dan libur panjang, itu semua memberikan efek positif."
Di samping itu, inflasi juga cukup stabil rendah yaitu 3,2 persen. Meski, ia tetap mewaspadai depresiasi rupiah yang terjadi, khususnya pada keberjalanan semester 2 2018.
"Kalau pemerintah tetap bisa menjaga dari sisi pasokan makanan, terutama untuk barang-barang administered price mungkin akan dilihat tetap stabil di 3,5 persen," ujar Sri Mulyani. Selama inflasi masih bisa dijaga di 3,5 persen, maka dia merasa konsumsi juga akan tetap baik hingga akhir tahun.
Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto menuturkan pertumbuhan tersebut didukung oleh seluruh lapangan usaha. "Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha jasa lainnya sebesar 9,22 persen," ujar dia di Kantor BPS. Selanjutnya, ia mengatakan kontribusi pertumbuhan tersebut disusul oleh jasa perusahaan 8,39 persen dan transportasi pergudangan 8,59 persen.
Suhariyanto berujar, jika dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua 2018, industri pengolahan tumbuh 0,84 persen. Kemudian, perdagangan besar eceran, reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh 0,69 persen, pertanian, kehutanan dan perikanan tumbuh 0,64 persen, konstruksi 0,55 persen dan transportasi pergudangan 0,35 persen.