TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap investasi dapat meningkat pada semester II/2018. Pernyataan itu disampaikan ketika ia dimintai tanggapan mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,27 persen pada kuartal II/2018.
Baca juga: Rusia Siap Investasi Rp 100 triliun di KEK Tanjung Api-api
Baca Juga:
Dari sejumlah komponen Produk Domestik Bruto (PDB), nilai ekspor barang turun sebesar 1,19 perse dan impor barang naik 2,56 persen.
Menurut Sri Mulyani, impor bahan baku dan barang modal yang meningkat seharusnya diterjemahkan menjadi invetasi yang tinggi. Namun, investasi pada kuartal II/2018 hanya tumbuh sebesar 5,87 persen atau lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada kuartal-kuartal lainnya.
Baca juga: Investasi Proyek Kereta Api di Kaltim Akan Dibahas di Rusia
Investasi yang tinggi, sayangnya belum terlihat pada kuartal II/2018. "Mungkin saja itu (investasi yang meningkat) munculnya di semester II," kata Sri Mulyani ketika ditemui di lingkungan Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 6 Agustus 2018.
Dengan meningkatnya investasi berkat peningkatan impor bahan baku dan barang modal ditambah kepercayaan yang bisa dijaga pemerintah, serta konsumsi dapat tumbuh stabil di atas 5 persen, Sri Mulyani berharap pertumbuhan ekonomi tetap dapat positif pada semester II/2018.
Sri Mulyani menyatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,27 persen pada kuartal II/2018 tersebut di atas perkiraan pemerintah. Sri mengatakan pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,16-5,17 persen pada kuartal II/2018.
"Pertumbuhannya lebih tinggi daripada yang diharapkan itu bagus, terutama merupakan hasil domestic demand yang kuat itu bagus," kata Sri Mulyani.
BISNIS