TEMPO.CO, Jakarta - Ikatan Alumni Universitas Riau wilayah Jakarta dan sekitarnya berencana menelurkan sejumlah rekomendasi pengelolaan Blok Rokan. Langkah para lulusan universitas tertua di Riau ini ditempuh seiring terbitnya putusan pemerintah menarik pengelolaan blok minyak dari PT Chevron Pacific Indonesia dan menyerahkannya ke PT Pertamina (Persero).
Baca: Kelola Blok Rokan, Pertamina Pastikan Keuangan Kuat
Keputusan untuk membuatkan kajian dan akan menyerahkan ke Pemerintah Provinsi Riau diambil dalam Rapat Kerja IKA UNRI Jabodetabek yang digelar Sabtu, 3 Agustus 2018 di Jakarta. Menurut Aslan Wiguna, Wakil Ketua IKA UNRI Jabodetabek, upaya membuat kajian itu akan melibatkan seluruh pemangku kepentingan seperti Pemerintah Provinsi Riau, pemerintah daerah tingkat dua dan institusi perguruan tinggi di Riau.
“Kajian itu nanti akan diserahkan ke Pertamina untuk dibahas guna mengakomodasi kepentingan daerah,” kata Aslan, dalam siaran pers yang diterima Tempo.
Baca: Tak Kelola Blok Rokan, Chevron Bangga Hampir Seabad jadi Mitra RI
Menurut Aslan, kajian itu bertujuan agar Blok Rokan yang sudah dikuasi selama 94 tahun oleh Chevron bisa memberikan kontribusi yang berkeadilan bagi masyarakat Riau. “Dalam waktu dekat akan dibentuk tim kecil guna merumuskan pola bagi hasil yang tepat dan seimbang dalam bentuk naskah akademis dan nantinya akan disampaikan kepada pihak terkait,” katanya.
Seperti diberitakan pada 31 Juli 2018 lalu Kementerian ESDM memutuskan pengelolaan Blok Rokan di tahun 2021 jatuh kepada Pertamina. Sebab Pertamina menawarkan signature bonus atau bonus tanda tangan yang diberikan ke pemerintah sebesar US$ 784 juta atau Rp 11,3 triliun. Kemudian, Pertamina juga menawarkan komitmen kerja pasti sebesar US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,2 triliun kepada pemerintah.
Dalam waktu persamaan, sejumlah elemen masyarakat Riau menuntut agar ada kompensasi atau bagi hasil yang lebih tinggi untuk daerah. Sebab, kontribusi yang diterima daerah selama ini dinilai belum optimal. Chevron yang pertama kali datang ke Blok Rokan sejak tahun 1924 dan melakukan produksi pertama di tahun 1952. Saat itu, tingkat produksi di lapangan Minas masih berada di level 15.000 barel per hari (bph) dan terus meningkat lebih dari 100.000 bph.
Ketua IKA UNRI Jabodetabek Djonieri mengatakan langkah untuk melahirkan rekomendasi terkait pengelolaan Blok Rokan itu sejalan dengan semangat organisasi alumni agar bisa memberikan kontribusi bagi daerah dan almamater. Menurut dia, konsolidasi para Alumni UNRI yang ada di Jabodetabek untuk menyatukan seluruh resources alumni, dan mengambil peran yang signifikan dalam bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan dan sosial yang bisa memberi manfaat bagi Riau. “Kami akan terus mendorong ini,” kata salah satu Direktur Otoritas Jasa Keuangan ini.