TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia mengundang investor Rusia untuk meningkatkan investasi di sektor-sektor lain selain pada sektor pariwisata dan infrastruktur yang selama ini sudah ditekuni.
Baca juga: Rusia Siap Investasi Rp 100 triliun di KEK Tanjung Api-api
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Prof. Dr. Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan selama ini Rusia banyak berinvestasi di sektor tersier seperti hotel dan restoran.
"Rusia 90 persen investasi di Indonesia pada sektor tersier seperti hotel, restoran, perdagangan dan lain-lain yang sebagian besar investasi dilakukan di Bali dan Nusa Tenggara," ujar Bambang Brodjonegoro dalam keterangan tertulisnya, Senin, 6 Agustus 2018.
Menurut Bambang, sektor pariwisata dan infrastruktur memang menjadi kunci dalam kerja sama antara Indonesia dan Rusia. “Melalui kerja sama, Indonesia dan Rusia diharapkan dapat meningkatkan jumlah ekspor dan impor di antara kedua negara untuk menghadapi tantangan perekonomian dunia saat ini," ungkapnya.
Baca juga: Investasi Proyek Kereta Api di Kaltim Akan Dibahas di Rusia
Secara khusus Bambang menuturkan kerja sama dengan Rusia diharapkan menjadi jembatan informasi mengenai peluang investasi di Indonesia yang saat ini sangat bervariasi, mulai dari pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Pelabuhan, hingga pengembangan wisata 10 Bali Baru.
Selain Rusia, Bambang juga mengundang investor dari Turki. Turki dinilai menjadi salah satu negara yang berhasil mengelola investasi melalui skema PPP (Public-Private Partnership), di antaranya pembangunan bandara terbesar di dunia Istanbul New Airport yang memiliki enam runway dan daya tampung 500 pesawat.
Selain itu, Turki diharapkan menjadi mitra strategis Indonesia yang memiliki misi menjadi pusat ekonomi Islam dunia, termasuk di dalamnya peran ekonomi Islam dalam pembangunan infrastruktur.