TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Mohamad Feriadi mengatakan sebanyak 70-80 persen jasa pengiriman JNE masih didominasi oleh pengiriman ritel. Sedangkan sisanya didominasi oleh jasa pengiriman untuk korporasi.
Baca juga: JNE Akan Distribusikan BPKB dalam Layanan SIBEJO di Jawa Tengah
"Berdasarkan revenue kami, 70-80 persen di dapatkan dari ritel, selebihnya itu dari corporasi. Nah ritail ini yang paling besar kontribusinya terhadap pendapatan JNE," kata Feriadi ditemui di sela-sela acara agent gathering JNE di Gedung Smesco, Pancoran, Jakarta Selatan, Sabtu, 4 Agustus 2018.
Menurut Feriadi dari total 70-80 persen tersebut, ritel offline mendapat porsi setengahnya. Sedangkan setengahnya didominasi oleh ritel dari e-commerce atau market place.
Adapun Feriadi enggan membeberkan jumlah revenue yang ditargetkan untuk tahun ini. Ia juga menolak menjelaskan berapa jumlah revenue yang didapatkan pada tahun 2017.
Kendati begitu, Feriadi mengatakan pertumbuhan pengiriman jasa dari JNE sendiri dalam beberapa tahun terus meningkat sekitar 30-40 persen. Peningkatkan tersebut masih didominasi dengan pengiriman di sektor ritel.
Feriadi berujar pengiriman sektor ritel yang terus meningkat juga didorong dengan terus berkembangnya berbagai macam marketplace atau platform penjualan online. Termasuk juga mulai tumbuhnya penjual individu atau individual seller yang menjual lewat facebook atau instagram.
"Tapi melihat kondisi sekarang kemungkinan pertumbuhan JNE kami prediksi masih bisa di atas 20 persen sampai akhir tahun 2018," kata Feriadi yang juga menjadi Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo) ini.
Sementara itu, Feriadi juga menjelaskan bahwa pada tahun ini, JNE menargetkan pertumbuhan jaringan agen atau point of sales akan meningkat sebanyak 10-15 persen. Hingga semester pertama 2018 kemarin, sudah ada 6800 jaringan agen yang telah ada. Jumlah ini naik sebanyak 13-14 jika dibandingkan pada tahun 2017 yang saat itu mencapai 6000.