TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan pertumbuhan produksi industri manufaktur nasional bakal lebih meningkat pada kuartal III atau semester II tahun 2018.
Baca: Dampak Revolusi Industri, Jokowi Pilih Hasil Riset Optimistis
“Sektor industri kita rata-rata masih tumbuh di atas lima persen atau di atas perekonomian. Bahkan, pertumbuhannya ada yang lebih cepat seperti industri mesin dan perlengkapan serta industri makanan dan minuman,” ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 3 agustus 2018.
Menurut Airlangga, momentum Lebaran dan Pilkada pada tahun ini berdampak positif terhadap naiknya permintaan domestik. Sehingga terjadi peningkatan produksi di sejumlah sektor manufaktur, seperti industri makanan dan minuman, industri tekstil dan produk tekstil, industri alas kaki, serta industri percetakan.
Airlangga menyebutkan, sektor lain yang juga mengalami pertumbuhan produksi pada kuartal kedua tahun ini, di antaranya industri karet, barang dari karet dan plastik sebesar 17,28 persen, industri minuman mencapai 15,41 persen, industri pakaian jadi tembus 14,63 persen, serta industri alat angkutan di angka 12,34 persen.
Mengutip hasil survei Purchasing Managers Index (PMI), Airlangga berujar, manufaktur Indonesia dari Nikkei juga menunjukkan, indeks PMI pada Juli 2018 naik menjadi 50,5 dibanding Juni 2018 yang mencapai 50,3. Indeks PMI di atas 50 menunjukkan industri mampu ekspansi. “Kenaikan PMI ini sangat positif, membuktikan bahwa industri manufaktur kita sedang bergeliat,” ucap Airlangga.
Atas hal tersebut, Kemenperin fokus dalam pelaksanaan program e-Smart Industri Kecil Menengah (IKM) di Indonesia. Program strategis ini dinilai dapat meningkatkan akses pasar bagi pelaku IKM dalam negeri melalui internet marketing.
Baca: Pemerintah Akan Permudah Impor Garam untuk Industri
Kemenperin menargetkan, sebanyak 4.000 IKM lokal akan bergabung dalam program e-Smart IKM pada tahun 2018. Sasaran tersebut naik dibanding tahun lalu yang pesertanya sudah mencapai 2.730 IKM. Dalam pelaksanaannya, Kemenperin telah menggandeng sejumlah marketplace dalam negeri seperti Bukalapak, Tokopedia, Blibli, Shopee, dan Blanja.com.