TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY hari kembali menyampaikan kuliah melalui media sosial twitter alias kultwit lewat akun resminya, @SBYudhoyono. Melalui kultwit ini, SBY ingin mengklarifikasi pernyataannya beberapa waktu lalu soal kelompok masyarakat "the bottom 40" yang perlu jadi perhatian pemerintah.
Baca: Bantah Data Kemiskinan SBY, JK: Data BPS Valid
"Biasanya dalam musim pemilu, kalau berbeda posisi langsung DIHAJAR," tulis SBY yang memang menulis kata "dihajar" dengan huruf kapital. "Saya bukan tipe manusia seperti itu. Kalau benar harus saya dukung." Ada 17 cuitan yang ditulis SBY dalam kultwit tersebut pada Rabu siang, 1 Agustus 2018.
Sebelumnya, SBY memang menyatakan bahwa kemiskinan di Indonesia cukup tinggi jika menggunakan standar dari Bank Dunia. Lembaga internasional tersebut memiliki kategori bahwa mereka yang memiliki penghasilan di bawah US$ 2 per hari atau sekitar Rp 864.00 per bulan adalah kelompok masyarakat miskin.
Baca: Merasa Dikritik Jokowi, Begini Cuitan SBY
Dengan demikian, kata SBY, lebih dari 40 persen atau sekitar 100 juta masyarakat Indonesia berada di kelompok ini. Polemik muncul karena pada pertengahan bulan lalu Badan Pusat Statistik merilis bahwa tingkat kemiskinan Indonesia 9,82 persen atau terendah dalam sejarah. Belakangan Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan bahwa data BPS adalah valid adanya.
Lebih lanjut, SBY yang menjabat presiden selama periode 2004 hingga 2014 ini mengatakan bahwa dirinya sangat memahami tingkat 9,82 persen atau sekitar 26 juta penduduk miskin versi BPS. Meski begitu, ia menyebut istilah "the bottom 40" versi Bank Dunia mencakup lebih banyak yaitu sangat miskin, miskin, dan hampir miskin.
SBY juga menceritakan pengalamannya menjadi Ketua High Level Panel di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersama Presiden Liberia Ellen Sirleaf Johnson dan PM Inggris David Cameron pada Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Saint Petersburg, Rusia, September 2013.
Panel ini dilakukan dalam rangka persiapan pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) atau kelanjutan dari (MDGs) Tujuan Pembanguan Milenium. Saat itu, kata SBY, konsep "the bottom 40" pun menjadi perhatian utama.
Kelompok ini, kata SBY, yang mesti dibebaskan dari kemiskinan dan ditingkatkan taraf hidupnya. Sebab, mereka sangat rawan dan mudah terdampak jika ada kondisi ekonomi tertentu seperti kenaikan harga sembako.
Dari hasil survei dan dialog bersama masyarakat, SBY juga mengaku mengetahui bahwa masyarakat the bottom 40 Indonesia tengah mengalami persoalan. "Saya juga tahu tak mudah turunkan angka kemiskinan," kata dia.