TEMPO.CO, Bandung - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Pandjaitan mengatakan pemerintah akan menggenjot penggunaan biodiesel untuk menggantikan solar. “Kemarin rapat kabinet di Bogor, Presiden sudah memutuskan kita harus memakai biodiesel semua, tidak pakai solar lagi untuk mengurangi impor dari luar,” katanya di Bandung, Jawa Barat, Rabu, 1 Agustus 2018.
Baca juga: Luhut Pandjaitan: Jangan Campuradukkan Soal Citarum dan Politik
Luhut menuturkan peningkatan penggunaan biodiesel akan dilakukan bertahap untuk menghemat devisa. “Itu kira-kira kita akan menghemat antara 3-5 miliar dolar AS (Amerika Serikat) dalam kurun waktu ke depan,” ujarnya.
Menurut Luhut, langkah tersebut juga ditujukan untuk menekan defisit anggaran gara-gara tergerusnya nilai rupiah dibanding dolar Amerika. Ujungnya, perlahan nilai tukar rupiah terdongkrak lagi. “Sehingga current deficit kita tidak akan negatif seperti tahun lalu, dan itu akan membuat rupiah lebih stabil ke depan,” ucapnya.
Luhut menyebutkan pengurangan penggunaan solar dan penggantiannya dengan biodiesel akan dilakukan bertahap. “Nanti dalam 2-3 tahun ke depan kita akan gunakan itu. Kenapa kita mesti beli impor minyak yang fosil kalau bisa memakai biodiesel yang ramah lingkungan?” tuturnya.
Kebijakan pemakaian biodiesel tersebut akan dituangkan dalam peraturan presiden (perpres). “Ya, perpres,” kata Luhut.
Luhut Pandjaitan mengatakan kebijakan itu akan dilakukan bersamaan dengan peningkatan penggunaan produk dalam negeri. “Kita kedepankan semua industri yang bisa dalam negeri, kita gunakan dalam negeri. Seperti LRT (light rail transit) di Jakarta, itu kita gunakan semua buatan INKA. Kita arahnya ke sana,” ujarnya.