TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat inflasi pada Juli 2018 sebesar 0,28 persen dengan indeks Harga Konsumen sebesar 134,14 persen. Inflasi tahun kalender tercatat 2,18 persen, sementara inflasi dari tahun ke tahun 3,18 persen.
BACA: Jokowi Kumpulkan Bupati Ingatkan Ancaman Ekonomi Global
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, dari 82 kota yang dipantau, 68 kota mengalami inflasi dan 14 deflasi. "Pada Juli 2018 terjadi inflasi sebesar 0,28 persen dengan indeks harga konsumen atau IHK sebesar 1,34,14," kata Suhariyanto di kantor BPS, Rabu, 1 Agustus 2018.
Inflasi Tertinggi di Sorong, yaitu 1,47 persen dengan IHK 135,77 dan terendah di Depok, Banyuwangi, dan Surabaya. Sedangkan deflasi tertinggi di Ambon -1,45 persen.
Adapun inflasi Juli paling dominan disumbang kenaikan Kelompok Bahan Makanan sebesar 0,86 persen dengan andil 0,18 persen, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,45 persen dengan andil 0,09 persen, Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga sebesar 0,83 persen dengan andil 0,07 persen.
Suhariyanto mengatakan inflasi pada Juli 2018 lebih rendah ketimbang 2017 lalu yang 0,22 persen.
BACA: Inflasi Juli Terdorong oleh Kenaikan Harga Telur Ayam Ras
Angka inflasi Juli tahun ini, kata Suhariyanto, juga lebih rendah ketimbang dua tahun lalu. Inflasi Juli 2016 juga tercatat 0,69 persen. "Inflasi Juli ini 0,28 Ini angka yang menggembirakan," ujar Suhariyanto.
Suhariyanto menyebut amannya angka inflasi bulan ini disebabkan upaya pemerintah dan Bank Indonesia yang sukses mengendalikan harga.
Ke depan, Suhariyanto berharap tingkat inflasi dapat terus terjaga. Dengan begitu, angka inflasi bisa terjaga sesuai target pemerintah. "Biasanya puncaknya itu pada masa Lebaran, selanjutnya yang perlu diantisipasi adalah pada akhir tahun karena ada Natal dan tahun baru," kata Suhariyanto. (*)
Dapatkan inspirasi bisnis di Grup Facebook Scale Up UKM http://bit.ly/scale-up-ukm