TEMPO.CO, Jakarta -Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri, menanggapi pernyataan Prabowo Subianto beberapa waktu yang lalu, bahwa kemiskinan di Indonesia meningkat hingga 50 persen dalam waktu lima tahun ini.
BACA: Prabowo Klaim Kemiskinan Naik 50 Persen, BPS: Angka Dari Mana?
“Meningkat 50 persen, ya enggak betul lah, saya ingin data pak Prabowo itu apa. Angka kemiskinan menurut BPS ya turun,” kata Faisal Basri, saat ditemui di Jakarta pada 30 Juli 2018.
Pada Jumat, 27 Juli 2018, Prabowo mengklaim Indonesia bertambah miskin dalam lima tahun ini. Hal itu juga ditambah dengan mata uang rupiah yang terus melemah.
Faisal pun tidak yakin jika Prabowo selaku orang pintar pernah berbicara seperti itu. “Saya enggak yakin Prabowo ngomong gitu, masak kemiskinan naik 50 persen, ya enggak benar, Prabowo itu kan bukan orang bodoh,” ujarnya.
Berdasarkan data BPS, angka kemiskinan turun dalam lima tahun terakhir. Pada 2 Januari 2018 lalu, BPS merilis data kemiskinan penduduk Indonesia per September 2017. Dari data itu, jumlah penduduk miskin Indonesia pada September 2017 tercatat mencapai 26,58 juta orang atau sekitar 10,12 persen dari 268 juta lebih penduduk.
Jika ditarik hingga 5 tahun ke belakang, jumlah ini menurut data yang dikoleksi BPS, sudah mengalami penurunan. Jumlah penduduk miskin pada September 2012 tercatat mencapai 28,71 juta atau sekitar 11,66 persen. Artinya, penduduk miskin berkurang hingga 2,13 juta atau sekitar 7,4 persen.
MAWARDAH I MARTHA WARTA SILABAN