TEMPO.CO, Jakarta - AirAsia Indonesia mengalami penurunan jumlah penumpang hingga 4% selama kuartal II/2018 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya (year-on-year/y-o-y) akibat permintaan pasar yang melemah.
Baca juga: Airasia Akan Buka Penerbangan Langsung ke Bandara Silangit
Jumlah penumpang pada kuartal kedua adalah periode low season akibat rendahnya permintaan pasar. Pada 2017, jumlah penumpang sepanjang kuartal kedua adalah 1,2 juta orang, sedangkan tahun ini turun menjadi 1,15 juta orang.
AirAsia Indonesia mengaku telah memprediksi dan memanfaatkan situasi tersebut dengan menjadwalkan perawatan pesawat pada periode yang dimaksud guna mengantisipasi peningkatan permintaan pasar pada kuartal berikutnya.
Dendy Kurniawan, Presiden Direktur dan CEO AirAsia Indonesia mengatakan rendahnya penumpang pesawat akibat fluktuasi nilai tukar rupiah dan lesunya ekonomi global. Selain itu masyarakat pun lebih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya. "Kinerja semester ini tidak terlalu bagus dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu," kata Dendy.
Dalam kuartal II/2018, AirAsia Indonesia mencatat tingkat keterisian kursi pesawat (seat load factor/SLD) sebesar 81 persen. Persentase tersebut menurun hingga 4 poin dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Di sisi lain, kapasitas kursi penumpang meningkat 1 persen secara y-o-y, menjadi sebanyak 1,42 juta kursi, seiring dengan penambahan 1 unit pesawat yang menggenapkan total pesawat maskapai menjadi 15 unit.
Kemudian, jumlah penerbangan yang dioperasikan dalam periode tersebut tumbuh 1 persen dari 7.857 kali pada 2017 menjadi 7.916 kali pada 2018. Kendati demikian, rata-rata jarak yang ditempuh hanya naik tipis dari 1.327 kilometer menjadi 1.331 kilometer.
Sepanjang 6 bulan terakhir, tingkat ketepatan waktu terbang (on time performance/OTP) maskapai juga belum memuaskan. Berdasarkan data Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub, AirAsia Indonesia mencatatkan angka 80 persen sedangkan AirAsia Indonesia Ekstra justru hanya 77 persen.
Pada tahun ini, maskapai asal Malaysia tersebut berencana memperkuat alat produksi dengan mendatangkan tiga unit pesawat berjenis Airbus A320 secara bertahap. Pengadaan pesawat akan menambah kekuatan armada maskapai menjadi 26 unit Airbus A320. Ketiga pesawat tersebut ditebus menggunakan sistem sewa operasi (operating lease).
Adapun, penambahan armada pesawat akan difokuskan untuk melayani rute-rute domestik di Indonesia. Sementara, secara grup, AirAsia berencana menambah pesawat hingga 525 unit hingga 2028.
AirAsia memerinci jumlah tersebut terdiri dari 352 unit Airbus A320, 100 unit Airbus A321, dan 73 unit Airbus A330. Akan tetapi, hingga 2017 AirAsia Group baru memiliki 203 unit Airbus A320 dan 30 unit Airbus A330.
BISNIS