TEMPO.CO, Jakarta - Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro meminta bagi keluarga penerima bantuan sosial seperti program keluarga harapan dan bantuan pangan nontunai atau BPNT untuk tidak merokok. Sebab, selain beras, rokok menjadi salah satu pengeluaran terbesar bagi penduduk miskin atau faktor yang mempengaruhi kemiskinan.
"Ke depan keluarga penerima BNPT tidak boleh lagi merokok. Menurut saya itu penting, kita harus tegas," ucap dia di Kementerian Kominfo, Jakarta, Senin, 30 Juli 2018.
BACA: Prabowo Klaim Kemiskinan Naik 50 Persen, BPS: Angka Dari Mana?
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto mengatakan selain beras, rokok menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kemiskinan di Indonesia. Ia menjelaskan rokok mempengaruhi tingkat kemiskinan karena bukan merupakan bahan pokok namun banyak dikonsumsi oleh penduduk miskin.
Bambang mengatakan rokok berperan 10 sampai 11 persen dalam mempengaruhi pendapatan riil keluarga. "Itu bisa diganti untuk beli yang lain kayak ikan atau daging," ucap dia.
BACA: BPS: Rokok Salah Satu Faktor Pengaruhi Kemiskinan di Indonesia
Menurut data BPS pada Maret 2018, rokok berpengaruh besar dalam garis kemiskinan sebesar 11,07 persen di perkotaan dan 10,21 persen di perdesaan. Angka tersebut meningkat dibanding September 2017 yang hanya 9,98 persen di perkotaan. Sedangkan untuk perdesaan mengalami penurunan dibandingkan September 2017 yang sebesar 10,70 persen.
BPS mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia per Maret 2018 yaitu sebesar 25,95 juta atau 9,82 persen. Angka tersebut turun 0,3 persen jika dibandingkan dengan September 2017 yang mencapai 10,12 persen.
Baca berita tentang kemiskinan lainnya di Tempo.co.