TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri pesimistis harga ayam bisa turun sesuai harga acuan penjualan daging ayam ras, yaitu Rp 32 ribu per kilogram. Padahal Kementerian Pertanian menjanjikan harga ayam bisa turun sesuai acuan itu pada Selasa, 31 Juli 2018.
Baca: Harga Ayam Bertahan di Rp 42 Ribu per Ekor
"Kalau hanya jargon dan operasi pasar Kementan saya agak pesimis bisa turun," ujar Mansuri kepada Tempo, Senin, 30 Juli 2018.
Mansuri melihat operasi pasar yang dilakukan Kementerian Pertanian hanya dilakukan untuk beberapa titik saja, misalnya di toko tani. "Siapa yang beli?" ujar dia.
Namun, menurut dia, turunnya harga ayam bukan mustahil terjadi. Syaratnya, pemerintah melakukan tindakan secara menyeluruh.
Ada dua hal yang diduga menjadi biang keladi melambungnya harga daging ayam, antara lain distopnya obat penggemukan ayam. Kebijakan itu ternyata mempengaruhi produksi dan berimbas pada harga.
Selain itu, melesunya kurs rupiah belakangan ini juga turut andil pada tingginya harga daging ayam di pasaran. Sebabnya, pakan ayam dibeli dengan kurs dolar. "Makanya harganya tetap tinggi."
Ikappi mencatat harga ayam rata-rata di DKI Jakarta turun tipis ke level Rp 37 ribu per kilogram pada Senin, 30 juli 2018. Sebelumnya, harga bisa menembus Rp 42 ribu per kilogram.
Kementerian Pertanian menjanjikan harga ayam turun menjadi Rp 32 ribu per kilogram pada Selasa, 31 Juli 2018. Harga tersebut adalah harga acuan penjualan.
Menurut Kepala Badan Ketahanan Pangan Agung Hendriadi, sejak beberapa hari lalu, Kementan telah melakukan operasi pasar di 43 cabang PD Pasar Jaya. "Biasanya dua hari kelar," ujar Agung di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Ahad, 29 Juli 2018.
Dia yakin harga ayam segera turun. Sebab dalam operasi pasar kemarin pun stok ayam yang digelontorkan tidak habis dibeli masyarakat. Sebanyak 3 ton daging tak laku diborong masyarakat.