TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto mengatakan selain beras, rokok menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kemiskinan di Indonesia. Ia menjelaskan rokok mempengaruhi tingkat kemiskinan karena bukan merupakan bahan pokok namun banyak dikonsumsi oleh penduduk miskin.
BACA: Di Jawa Tengah, Dana Desa Tidak Terserap Optimal
"Konsumsi terbesar penduduk miskin salah satunya adalah rokok," kata Suhariyanto dalam diskusi Fakta Penurunan Angka Kemiskinan di Kementerian Kominfo, Senin, 30 Juli 2018.
Sebelumnya, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan tingkat kemiskinan turun hingga 9,82 persen. "Maret 2018 pertama kalinya persentase kemiskinan satu digit, ini terendah," katanya.
Suhariyanto menjelaskan, sejak 2002, kemiskinan di Indonesia berangsur menurun. Tahun ini, penduduk di bawah garis kemiskinan turun hingga 633,2 ribu orang. Jika dibandingkan dengan tahun 2017, jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan mencapai 26,58 juta orang. Pada Maret 2018 penduduk miskin Indonesia turun menjadi 25,95 juta orang.
BACA: Pemerintah Cari Cara Agar Pengelolaan Data Bansos Dibiayai Swasta
Selain beras dan rokok, daging sapi, telur ayam ras, mie instan dan gula juga mempengaruhi tingkat kemiskinan. Selain makanan, kebutuhan lainnya yang mempengaruhin tingkat kemiskinan yaitu perumahan, bensin, listrik, pendidikan dan perlengkapan mandi.
Oleh sebab itu ia mendorong agar cukai rokok dinaikkan. Sebab jika harga rokok naik maka ada kemungkinan masyarakat akan mengurangi konsumsi rokok. "Memang ada wacana harga rokok ditinggikan saja agar masyarakat miskin tidak beli rokok," ujar dia.
Baca berita tentang kemiskinan lainnya di Tempo.co.