TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pengaktifan kembali atau reaktivasi jalur Kereta Api Rangkasbitung-Saketi-Labuan di Provinsi Banten ternyata baru sampai pada tahap sosialisasi ke masyarakat untuk pembersihan lahan. Reaktivasi jalur lama ini adalah satu satu upaya pemerintah untuk menyediakan akses yang mudah ke Kawasan Pariwisata Khusus Nasional Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Baca: Bangun Pabrik Kereta di Banyuwangi, PT INKA Investasi Rp 1,6 T
Pembersihan lahan ini dilakukan karena jalur kereta yang sudah puluhan tahun tidak aktif tersebut sudah banyak yang beralih fungsi menjadi fasilitas umum dan rumah-rumah warga. Tapi sampai saat ini, ternyata belum ada satupun lahan yang dibebaskan karena ketiadaan anggaran.
"Anggaran tahun 2018 belum tersedia, mungkin tahun depan sudah ada," kata Kepala Humas Balai Teknik Perkeretapian Wilayah Jakarta dan Banten, Kementerian Perhubungan, Samsuri, saat dihubungi di Jakarta, Ahad, 29 Juli 2018.
Baca: Proyek Kereta Nasional, Menhub Buka Pintu Lebar-lebar bagi Swasta
Reaktivasi jalur kereta Rangkasbitung-Saketi-Labuan ini adalah satu dari beberapa rel lama peninggalan Belanda yang akan diaktifkan kembali oleh Kementerian Perhubungan. Dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perekeretaapian, selain jalur ini, reaktivasi juga akan dilakukan pada jalur Cilegon-Tanjung Lesung. Kedunya sama-sama diarahkan sebagai akses menuju Tanjung Lesung yang tengah dikembangkan habis-habisan oleh pemerintah sebagai destinasi wisata baru.
Demi Tanjung Lesung ini, pemerintah sampai harus menggelontorkan duit sebesar Rp 80,9 miliar untuk membangun sejumlah infrastruktur dasar seperti jalan. Sementara untuk pembagunan fasilitas pendukung, pemerintah hilir mudik mencari investor yang bersedia berinvestasi. Tapi ada daya, minat investasi di Tanjung Lesung masih sangat sepi yang diduga karena masih terbatasnya akses menuju lokasi tersebut.
Walhasil, dengan belum adanya lahan yang dibebaskan, Plt Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Banten Herdi Jauhari mengatakan pembangunan konstruksi rel diperkirakan belum bisa dilakukan segera. Rel baru bisa dibangun pada 2019, dua tahun setelah itu, pada 2021, barulah kereta api jalur Rangkasbitung-Saketi-Labuan sepanjang 56,45 kilometer yang sudah puluhan tahun berhenti bisa kembali beroperasi.
Samsuri menambahkan, nantinya reaktivasi jalur ini memang tidak cukup sampai perbaikan rel semata. Sejumlah stasiun lama di sepanjang rel pun juga akan didesain ulang untuk dibangun baru. Tapi Ia belum merinci berapa banyak stasiun yang rencananya akan dibangun di sepanjang jalur ini.
Lebih jauh Samsuri mengatakan bahwa fokus saat ini masih pada reaktivasi jalur kereta api Rangkasbitung-Labuan dulu. Sementara jalur Cilegon-Tanjung Lesung kemungkinan akan dikerjakan setelahnya. "Jadi prioritas pertama Rangkas-Labuan dulu saja," ujarnya.