TEMPO.CO, Jakarta - Senior Analyst CSA Research Institute Reza Priyambada memperkirakan nilai tukar rupiah pada pekan ini atau pada 30 Juli - 3 Agustus 2018 bakal menguat seiring tren pelemahan laju dolar Amerika Serikat. "Diharapkan kondisi ini masih dapat bertahan di pekan depan untuk mendukung kenaikan lanjutan dari rupiah," kata Reza saat dihubungi, Ahad, 29 Juli 2018.
Baca: Rupiah Jeblok Dekati Rp 15 Ribu, Darmin: Bukan Keseimbangan Baru
Reza memprediksi rupiah akan berada pada rentang support Rp 14.427 dan resisten 14.402 per dolar AS. Hal ini terjadi meski laju yuan Cina atau CNY cenderung melemah dengan rencana bank sentral Cina (PboC) yang mendevaluasi nilai CNY namun, juga diikuti pelemahan dolar AS.
Dari dalam negeri pun, kata Reza masih ada sejumlah sentimen positif terutama dari kondisi makro dalam negeri. Reza mengatakan dengan adanya rilis inflasi - diperkirakan akan berada di kisaran level 0,48 persen - 0,64 persen MoM, untuk mendukung terapresiasinya rupiah.
Baca: Soal Rupiah, Bambang Brodjonegoro: Harus Perbaiki Defisit Transaksi Berjalan
Oleh karena sejumlah faktor itu, Reza mengatakan tetap perlu mencermati dan waspadai berbagai sentimen yang dapat kembali membuat rupiah melemah.
Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di angka Rp 14.483 pada Jumat, 27 Juli 2018.
Angka tersebut menunjukkan pelemahan 40 poin dari nilai sebelumnya, yaitu Rp 14.443 pada penutupan Kamis, 26 Juli 2018. Sedangkan pada 27 Juli 2018, kurs jual per dolar AS terhadap rupiah, yaitu Rp 14.555 dan kurs beli Rp 14.411.