TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah meyakini sejumlah sektor perekonomian akan meningkat selama gelaran Asian Games 2018 pada 18 Agustus hingga 2 September mendatang. Sebab, lebih dari 2 juta orang akan terlibat dalam kompetisi olahraga terbesar di benua Asia ini.
Baca: Sekolah yang Libur Saat Asian Games 2018 Bertambah Lagi
"Ajang olahraga selalu menciptakan dampak ekonomi, baik langsung maupun tidak langsung," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro dalam acara Forum Medan Merdeka Barat 9 di kantor Bappenas, Menteng, Jakarta Pusat, 29 Juli 2018.
Dalam Asian Games 2018 nanti, 11.429 atlet dari 45 negara akan berkompetisi dalam 462 pertandingan. Pemerintah juga telah menghitung bahwa para atlet ini akan didampingi 5.000 ofisial. Lalu jumlah penonton selama 16 hari pelaksanaan diperkirakan mencapai 2 juta orang, 11.567 relawan, 7.000 media, dan 200 ribu wisatawan mancanegara. Sehingga totalnya diperkirakan mencapai 2,23 juta.
Menurut Bambang, dampak terhadap perekonomian tentu akan lebih dulu dirasakan dua kota yang menjadi tuan ,rumah yaitu Jakarta dan Palembang. Di Jakarta, misalnya, kata dia, Asian Games diprediksi akan menggenjot pendapatan domestik regional bruto 0,34 persen lebih besar dibanding kondisi normal. "Tapi ini baru asumsi, nanti setelah event akan dihitung."
Di antara banyak sektor pertumbuhan, sektor pariwisata diprediksi akan mengalami pertumbuhan yang paling tinggi. Pariwisata di Jakarta diprediksi akan meningkat 26 persen dibanding hari biasa. Sedangkan di Palembang, kenaikan diprediksi lebih tinggi mencapai 34 persen. Sektor lain, seperti makanan-minuman, penyiaran, dan hotel, akan meningkat di kisaran 0,3-1 persen.
Bambang menjelaskan, dampak ekonomi ini terjadi karena ajang olahraga seperti Asian Games membuat banyak pihak terlibat. Pemerintah, kata dia, menggelontorkan dana investasi untuk membangun infrastruktur baru sehingga tentu membutuhkan banyak tenaga kerja. Tak hanya itu, pembangunan infrastruktur tentu meningkatkan permintaan material bangunan, bahkan membuat sektor logistik terlibat.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Ekowati Retnaningsih mengatakan dampak ekonomi terasa saat Palembang menjadi tuan rumah ajang kompetisi olahraga se-Asia Tenggara, Sea Games. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan ternyata berhasil mencapai titik tertinggi saat penyelenggaraan Sea Games pada 11-22 November 2011 tersebut.
Saat itu, kata dia, Bank Indonesia mencatat perputaran uang setiap hari saat pelaksanaan Sea Games mencapai Rp 550 miliar. "Ini hanya Sea Games saja, bayangkan kalau Asian Games," ujarnya.
Tak sampai di situ, Ekowati juga mengatakan investasi yang masuk ke Sumatera Selatan usai Sea Games pun makin meningkat karena adanya kepercayaan dari investor. Sebab, investor mulai melihat Sumatera Selatan sebagai daerah yang stabil karena sukses menjadi tuan rumah. Tren inilah yang diharapkan akan kembali terjadi saat pergelaran Asian Games 2018.