TEMPO.CO, YOGYAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan salah satu kendala utama dari pengoperasian tol laut saat ini masih terfokus pada rendahnya distribusi barang dari wilayah Indonesia bagian timur ke bagian barat.
Baca juga: Kemenhub Sediakan 15 Trayek Tol Laut, Ini Rincian Rutenya
“Kendalannya masih pada rendahnya kapasistas pengangkutan barang dari Indonesia timur ke barat,” ujar Budi Karya di sela dialog nasional di Komplek Akademi Maritim Yogyakarta (AMY) Sabtu 28 Juli 2018.
Budi mengatakan tol laut dibuat untuk menekan disparitas harga barang Indonesia Timur dan Barat yang selama ini timbang. Adanya tol laut membuat distribusi barang dari barat ke timur lebih cepat, mudah, dan murah.
Selain menekan disparitas harga barang itu, Budi mengatakan tujuan tol laut juga menghidupkan produktivitas ekonomi khususnya di kawasan Indonesia Timur. Dengan jalan memanfaatkan program tol laut agar memicu pergerakan produk lokal dari timur ke barat.
“Sebanyak 15 trayek pelayaran tol laut bukan saja untuk menekan disparitas harga, kami akan perbanyak kerjasama dengan pemerintah daerah, agar angkutan-angkutan komersial dari timur ke barat juga harus bertambah, tahun ini kami kampanyekan terus (distribusi dari Indonesia timur ke barat itu,” ujar Budi.
Budi menyatakan melalui program tol laut seharusnya juga bisa menjadikan penghidupan atau sumber mata pencaharian masyarakat Indonesia bagian timur.
Adapun kerjasama pengoperasionalan tol laut yang tidak hanya melibatkan PELNI tapi juga melibatkan pihak swasta.
“Perkembangannya baik dalam arti ada kompetisi layanan pengangkutan lewat lautan itu sudah semakin baik, bahkan negara bisa memiliki sisa anggaran dengan adanya kompetisi itu,” ujarnya.
Budi pun memastikan guna meningkatkan akselerasi pengoperasionalan tol laut ini sesuai yang diharapkan rencana pengucuran subsidi untuk tol laut akan ditambah hingga 2023 atau lima tahun ke depan. Subsidi itu agar target pengurangan disparitas harga dan meningkatkan perekonomian lokal lebih cepat terwujud.
"Tapi mohon ingat, namanya subsidi itu nanti ada akhirnya juga, saat kemampuan ekonomi masyarakat sudah berkembang,” ujarnya.