TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG diprediksi masih akan melanjutkan penguatan meski tipis. Senior Analis CSA Research, Reza Priyambada memprediksi kenaikan lanjutan ini seiring dukungan sejumlah sentimen positif dan mampu bertahannya IHSG dari pembentukan tren penurunan.
Baca: IHSG Merosot Tajam, Perang Dagang Masih jadi Penyebab Dominan
"Diharapkan IHSG masih ditopang oleh meningkatnya volume beli dengan memanfaatkan sentimen yang ada dan dapat bertahan dalam tren kenaikannya," kata Reza dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, 26 Juli 2018.
Pada perdagangan sebelumnya, IHSG ditutup menguat tipis sebanyak 0,03 persen atau setara 2,047 ke level 5933,89. Hal ini didukung oleh kembali menguatnya laju rupiah meski tidak didukung oleh transaksi asing yang kembali mencatatkan nett sell. Selain itu, pelaku pasar merespon baik sejumlah sentimen positif dari dalam negeri, terutama mengenai rencana pemerintah untuk mengurangi utang senilai Rp11,4 triliun sehingga defisit anggaran bisa ditekan.
Reza memprediksi IHSG dapat bertahan di atas support 5911-5924. Sedangkan level resisten IHSG diharapkan dapat menyentuh pada kisaran 5940-5948.
Vice President Research Department Indosurya Sekuritas, William Surya Wijaya memperkirakan IHSG masih memiliki potensi kuat untuk menembus level resistennya. Ia mengatakan hal ini terjadi di tengah gejolak harga komoditas dan kondisi arus masuk dana investasi asing.
"Sentimen ini menjadi penopang untuk dapat kembali menguatnya IHSG," kata William dalam keterangan tertulis.
Baca: IHSG Ditutup di Level 5667, Anjlok 10,8 Persen sejak Januari 2018
Ia memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang 5721 - 5988. Adapun beberapa emiten saham yang diprediksi bakal menarik hari ini adalah HMSP, BBCA, JSMR, ICBC, INDF, SMRA, ROTI, SMCB, KAEF dan BJTM.