TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 11 perusahaan mendapat Penghargaan Rintisan Teknologi Industri atau Rintek 2018 dari Kementerian Perindustrian dalam acara Innofest di Jakarta, Selasa, 24 Juli 2018. Perusahaan tersebut dinilai mempunyai komitmen pengembangan perekayasaan, invensi dan inovasi teknologi secara berkelanjutan. Inovasi ini menghasilkan nilai tambah cukup tinggi.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, industri nasional dituntut menghasilkan produk bernilai tinggi agar mampu bersaing dan bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Hal tersebut sejalan dengan masuknya era perdagangan bebas yang antara lain membawa dampak terhadap serbuan produk impor.
Baca juga: Kementerian Perindustrian Usulkan Insentif Industri Susu Nasional
"Salah satu upaya mendorong peningkatan daya saing industri nasional dapat dilakukan melaui kegiatan perekayasaan, invensi dan inovasi teknologi secara berkelanjutan," kata Airlangga dalam acara Innofest 2018 di Kantor Kementerian Perindustrian, Selasa, 24 Juli 2018.
Berdasarkan hasil penilaian tim, Penghargaan Rintek 2018 dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu kategori utama dan kategori unggulan. Kategori utama diberikan kepada 6 perusahaan, yaitu PT Hariff Daya Tunggal Engineering, PT Rekayasa Industri, dan PT Pura Agro Mandiri, PT Surya Marga Luhur, PT Aimtopindo Nuansa Kimia, dan PT S Three Technologies Indonesia.
Sedangkan kategori unggulan, diberikan kepada 5 perusahaan meliputi PT Astra Otoparts, Tbk., PT Rekadaya Multi Adiprima, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri, dan PT Utomodeck Metal Works.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian, Ngakan Timur Antara, menjelaskan tujuan dari pemberian penghargaan ini adalah untuk meningkatkan semangat pelaku industry selalu berinovasi dan mengembangkan teknologi. "Yang pada akhirnya produk nasional mampu berdaya saing di perdagangan domestik maupun internasional," kata Ngakan.
Penghargaan Rintek diselenggarakan setiap dua tahun. Hingga sekarang sudah 40 perusahaan industri menerima penghargaan dengan 53 inovasi teknologi. PT Utomodeck, misalnya, dikenal dengan inovasi pemasangan atap gedung tanpa sambungan. “Tahun ini Utomodeck mengajukan sinopsis berjudul invensi Produksi Atap dengan Mobile System Jilid III,” kata Direktur Utara PT Utomodeck Metal Works Darmawan Utomo.
Mobile system, kata Darmawan, merupakan inovasi dalam hal produksi atap yang dilakukan di lokasi proyek serta langsung memasanganya pada bangunan yang sedang dikerjakan. Mobile system juga sebagai terobosan berupa factory on site atau factory on location.
Menurut Darmawan, perusahaannya sudah dua kali mendapatkan penghargaan Ristek dari Kementerian Perindustrian, yang pertama pada 2016. Judul invensi yang diajukan saat itu, Teknologi Produksi Atap tanpa Sambungan Mobile System sebagai Penopang Daya Saing Industri Atap Nasional. “Semoga penghargaan ini dapat memacu kinerja seluruh karyawan,” kata Darmawan.