Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

BMKG Ingatkan Cuaca Buruk, Menhub Minta Nelayan Perhatikan Ini

image-gnews
Sejumlah nelayan saat melakukan bongkar muat ikan hasil tangkapan, di Pangkalan Pendaratan Ikan Amagarapati Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, 24 Desember 2016. Akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi, banyak nelayan tradisional dan modern memilih untuk tidak melaut. TEMPO/Imam Sukamto
Sejumlah nelayan saat melakukan bongkar muat ikan hasil tangkapan, di Pangkalan Pendaratan Ikan Amagarapati Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, 24 Desember 2016. Akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi, banyak nelayan tradisional dan modern memilih untuk tidak melaut. TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memperingatkan kepada nelayan dan operator pelayaran kemungkinan besar akan terjadi cuaca buruk di transportasi laut sehingga membahayakan kapal dan penumpang. "Cuaca saat ini dan dalam beberapa hari mendatang diperkirakan akan berbahaya untuk pelayaran sehingga diminta seluruh nelayan dan operator pelayaran agar memperhatikan peringatan dini soal cuaca," katanya, Senin, 23 Juli 2018.

Baca: Sejumlah Harga Komoditas Naik Akibat Cuaca Buruk

Pernyataan Budi merespons peringatan dini yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengenai kondisi cuaca dalam beberapa hari ke depan yang dinilai membahayakan untuk pelayaran. Peringatan dini berikutnya diperkirakan bakal diumumkan karena diprediksi pada tanggal 22-26 Juli 2018 masih akan terjadi gelombang tinggi dengan ketinggian 2,5 - 6 meter dan puncak ekstrem diperkirakan terjadi pada tanggal 24 hingga 25 Juli 2018.

Budi menyebutkan kecelakaan kapal selama ini di antaranya banyak yang disebabkan oleh faktor cuaca yang ekstrem dan sering kali diabaikan oleh nelayan dan operator pelayaran. Khusus untuk pelayaran rakyat, Kementerian Perhubungan meminta agar nelayan serius memperhatikan kondisi cuaca sebelum melaut untuk menangkap ikan karena bisa membahayakan diri sendiri dan awaknya.

Baca: Cuaca Buruk Belum Pengaruhi Penerbangan

Hal itu wajib dilakukan, menurut Budi, meskipun konsekuensinya nelayan tidak bisa melaut. "Dan tidak mendapatkan ikan karena cuaca buruk dan itu pilihan yang lebih baik serta tepat dibanding memaksakan diri," tuturnya.

Adapun khusus untuk pelayaran pengangkut penumpang, Kemenhub selalu memberi penekanan mengenai pentingnya keselamatan sebagai hal yang mutlak dan harus menjadi perhatian oleh nakhoda serta syahbandar. Budi menyebutkan saat ini faktor keselamatan memang masih belum menjadi prioritas oleh masyarakat dan pemangku kepentingan pelayaran, sehingga kecelakaan di perairan masih banyak terjadi.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, dari hasil pemantauan BMKG cuaca ekstrim di perairan terjadi pada 22 hingga 28 Juni 2018 yang ditandai dengan tingginya gelombang laut dan kencangnya angin. "Puncak cuaca buruk di perairan diperkirakan akan terjadi pada 24 hingga 25 Juni 2018. Pada dua hari itu diharapkan semua pihak pelayaran, baik kapal besar maupun nelayan agar waspada," kata dia.

BMKG dalam memantau cuaca di seluruh daerah di Indonesia telah menyiapkan setidaknya 40 radar yang tersebar di sejumlah daerah. Tak hanya itu, BMKG menyiapkan satelit yang selanjutnya kondisi cuaca bisa terdeteksi dalam beberapa hari ke depan.

BMKG memperkirakan tinggi gelombang laut di perairan Indonesia pada tanggal 22 hingga 26 Juli 2018 akan ada tinggi gelombang 1,25 hingga 2,5 meter (sangat waspada) berpeluang terjadi di sejumlah daerah. Sejumlah daerah itu adalah Selat Malaka bagian utara, Laut Natuna Utara, Laut Jawa, Perairan timur Kotabaru, Selat Makassar bagian selatan, Perairan Kepulauan Selayar, Laut Flores, Perairan Baubau - Kepulauan Wakatobi, Laut Banda, Perairan selatan Pulau Buru - Pulau Seram, Perairan Kepulauan Kei-Kepulauan Aru, Perairan Kepulauan Babar-Kepulauan Tanimbar, Laut Arafuru, dan Perairan Jayapura Tinggi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara gelombang 2,5 - 4 meter (berbahaya) berpeluang terjadi di Perairan Sabang, Perairan utara dan barat Aceh, Perairan barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, Perairan barat Bengkulu - Kepulauan Enggano, Perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Jawa hingga Pulau Sumbawa, Selat Bali - Selat Lombok - Selat Alas bagian selatan, Perairan selatan Pulau Sumba, Laut Sawu, Perairan selatan - Pulau Rote.

Pada tanggal 24 - 26 Juli 2018 berpeluang terjadi peningkatan tinggi gelombang menjadi 4 - 6 meter (sangat berbahaya) di Perairan barat Aceh, Perairan barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, Perairan barat Bengkulu - Lampung, Samudra Hindia barat Sumatera, Perairan selatan Jawa hingga Pulau Sumba, Selat Bali - Selat Lombok - Selat Alas bagian selatan, Samudra Hindia selatan Jawa hingga NTB.

Faktor yang menyebabkan terjadinya kondisi cuaca signifikan tersebut ialah masuknya periode puncak musim kemarau (Juli-Agustus) khususnya di wilayah Indonesia bagian selatan (Jawa, Bali, Nusa Tenggara). Hal ini ditandai dengan berhembusnya massa udara (angin) yang dingin dan kering dari wilayah Australia yang berdampak pada minimnya potensi hujan dan terjadi peningkatan kecepatan angin di wilayah Indonesia bagian selatan pada periode tersebut.

Kondisi tekanan tinggi yang bertahan di Samudra Hindia (barat Australia) atau disebut dengan istilah "Mascarene High" memicu terjadinya gelombang tinggi di perairan selatan Indonesia.

Hal ini dikarenakan kecepatan angin yang tinggi di sekitar wilayah kejadian mascarene high di Samudra Hindia (barat Australia) dan terjadinya swell atau alun yang dibangkitkan oleh mascarane high menjalar hingga wilayah Perairan Barat Sumatera, selatan Jawa hingga Pulau Sumba. Kondisi tersebut juga berdampak pada peningkatan tinggi gelombang hingga berkisar 4- 6 meter di perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara.

Secara umum, masyarakat diperingatkan agar tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang kemungkinan dapat terjadi seperti waspada terhadap kemungkinan hujan disertai angin kencang yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang dan roboh. Dengan demikian disarankan juga tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat atau petir dan waspada kenaikan tinggi gelombang.

Atas kondisi tersebut, BMKG menyarankan khususnya nelayan untuk menunda kegiatan penangkapan ikan secara tradisional hingga cuaca buruk seperti gelombang tinggi mereda. Masyarakat dan kapal-kapal terutama perahu nelayan dan kapal ukuran kecil agar tidak memaksakan diri melaut serta tetap waspada dan siaga dalam melakukan aktivitas pelayaran.

ANTARA 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Separuh Jawa Barat Kemarau Mulai Juni, Durasi Cuaca Kering di Indramayu Paling Panjang

4 jam lalu

Petani beraktivitas di sawah kawasan Majalengka, Jawa Barat, Senin, 20 November 2023. Kesulitan air di daerah tersebut mulai dirasakan sejak Juni 2023 hingga saat ini. Akibat musim kemarau, petani mengaliri sawah menggunakan pompa dari sumur yang airnya terbatas. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Separuh Jawa Barat Kemarau Mulai Juni, Durasi Cuaca Kering di Indramayu Paling Panjang

Sebagian besar Jawa Barat baru akan memasuki kemarau pada pertengahan 2024. Durasi di beberapa wilayah lebih panjang.


Gempa Bumi Tektonik M4,2 Terdeteksi di Bawean, Intensitas Getarannya III-IV MMI

7 jam lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Gempa Bumi Tektonik M4,2 Terdeteksi di Bawean, Intensitas Getarannya III-IV MMI

BMKG mendeteksi gempa di Bawean, Jawa Timur, pada Rabu siang, 24 April 2024. Dipicu pergerakan sesar lokal


Waspada Gelombang Tinggi 2,5 Meter, Mencakup Selat Sunda dan Selat Bali

7 jam lalu

Gelombang tinggi menghantam pemecah ombak di Pulau Untung Jawa, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa, 12 Maret 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi dengan ketinggian mencapai 2,5 meter - 4 meter pada Selasa (12/3) dan Rabu (13/3) di wilayah perairan Indonesia serta menghimbau masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di pesisir agar selalu waspada. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Waspada Gelombang Tinggi 2,5 Meter, Mencakup Selat Sunda dan Selat Bali

BMKG menerbitkan peringatan dini gelombang tinggi di berbagai perairan. Kecepatan angin tertinggi terpantau di daerah Jawa hingga Sumba.


Menhub Budi Karya Temui Menteri Transportasi Jepang, Bahas Proyek MRT Jakarta

8 jam lalu

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin, 8 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Menhub Budi Karya Temui Menteri Transportasi Jepang, Bahas Proyek MRT Jakarta

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bertemu Menteri Transportasi Jepang bahas sejumlah proyek infrastruktur, termasuk MRT Jakarta.


Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Sedang hingga Lebat Mendominasi, Waspadai Petir di Sejumlah Wilayah

15 jam lalu

Ilustrasi hujan petir. skymetweather.com
Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Sedang hingga Lebat Mendominasi, Waspadai Petir di Sejumlah Wilayah

Sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan BMKG dilanda hujan pada Rabu, 24 April 2024


Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

16 jam lalu

Presiden terpilih Prabowo Subianto, saat ditemui usai mengumpulkan 45 tim hukum Prabowo-Gibran di kediamannya, Jl. Kertanegara No 4, Jakarta Selatan pada Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Intan Setiawanty
Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Pendaftaran IPDN Dibuka, Prakiraan Cuaca Hujan, Potensi Gelombang Tinggi

17 jam lalu

Para Praja Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN) Kemendagri, seusai melakukan kunjungan ke gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Selasa, 21 Februari 2023. Dalam kunjungan ini para praja IPDN untuk mendapatkan bimbingan penyuluhan dan sosialisasi Anti Korupsi dan dharapkan nanti seluruh civitas akademika dan khususnya praja IPDN akan menjadi influencer anti korupsi di daerah-daerah tempat mereka mengabdi. TEMPO/Imam Sukamto
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Pendaftaran IPDN Dibuka, Prakiraan Cuaca Hujan, Potensi Gelombang Tinggi

Topik tentang IPDN membuka peluang bagi calon praja untuk mengikuti proses seleksi menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Air Pasang Fase Bulan Purnama, Wilayah Mana Saja yang Berpotensi Dilanda Banjir Rob?

17 jam lalu

Warga melintasi banjir rob yang selalu menggenangi salah satu jalan Desa Bedono, Sayung, Demak, Ahad, 31 Maret 2024. Sejak tahun 1996 abrasi semakin parah, penurunan daratan mencapai 30 cm per tahun, area kampung tersebut banyak tenggelam air laut sehingga warga banyak yang pindah ke desa lain. TEMPO/Budi Purwanto
Air Pasang Fase Bulan Purnama, Wilayah Mana Saja yang Berpotensi Dilanda Banjir Rob?

BMKG memetakan potensi banjir rob di berbagai wilayah selama fase bulan purnama. Masyarakat pesisir diminta waspada.


Budi Karya Optimistis Bandara IKN Bisa Uji Coba Juli 2024

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam acara peletakan baru pertama atau groundbreaking pembangunan Bandara VVIP IKN di Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu, 1 November 2023. Nantinya pesawat terbesar yang akan dilayani bandara ini adalah Boeing 777-300ER dan Airbus A380. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Budi Karya Optimistis Bandara IKN Bisa Uji Coba Juli 2024

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi optimistis Bandara Ibu Kota Nusantara atau IKN bisa dilakukan uji coba Juli tahun ini.


Atmosfer Bergejolak, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan

1 hari lalu

Ilustrasi gelombang Rossby. Aasnova.org
Atmosfer Bergejolak, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan

BMKG mendeteksi faktor-faktor atmosfer pemicu kenaikan curah hujan di berbagai wilayah. Masyarakat harus mewaspadai cuaca ekstrem.