TEMPO.CO, Denpasar - Industri financial technology atau fintech diperkirakan bakal tumbuh subur di Bali. Pasalnya, Bali merupakan daerah pariwisata dengan iklim usaha yang menjanjikan. Selain itu, banyak pengusaha di wilayah ini yang mengeluhkan sulitnya mencari pendanaan.
Baca: Fintech Syariah, Indonesia Dinilai Lebih Unggul dari Malaysia
VP Coporate Affairs TunaiKita Anggie Ariningsih mengatakan tak sedikit di antara para pengusaha yang belum mengenal fintech lending yang mampu memberikan pinjaman dengan mudah dan cepat. Oleh karena itu, TunaiKita pun menjadikan Bali sebagai wilayah pertama untuk mensosialisaikan keuntungan finansial technology dan produk-produk mereka.
Apalagi, saat ini, Jakarta masih menjadi wilayah dengan pertumbuhan pinjaman dan nasabah terbesar dari TunaiKita. Sosialisasi ini diharapkan akan mampu mendukung bisnis TunaiKita. “Bali menjadi wilayah pertama dari 12 kota yang harus kami datangi, tentu ini juga berkaitan dengan semangat meningkatkan inklusi keuangan,” kata Anggie, Sabtu, 21 Juli 2018.
Baca: Pemerintah Dorong Fintech Garap Ekonomi Syariah
Sementara, CEO WeCash Asia Pasifik James Chan mengatakan Indonesia sebenarnya sangat berpotensi untuk bisnis fintech lending diantara wilayah lain di Asia Tenggara. Hal itu karena, kondisi Indonesia yang terdiri atas banyak pulau dengan demografi penduduk yang banyak dan beragam. Kondisi ini menjadikan Indonesia memerlukan bantuan teknologi dalam setiap aktivitasnya, termasuk dalam berbisnis.
TunaiKita yang hadir di Indonesia dengan menawarkan pinjaman mudah dan cepat dinilai akan lebih mudah beradaptasi. Saat ini, TunaiKita baru hadir di 39 kota Indonesia. Ditargetkan, TunaikIta pada Agustus nanti, seluruh wilayah Indonesia akan terlayani TunaiKita. “Kami pikir produk TunaiKita akan menawarkan efisiensi yang lebih ke masyarakat,” katanya.
Adapun TunaiKita, sebagai platform yang menawarkan pinjaman, baru hadir pada Januari 2017. Setahun beroperasi, hingga semester I tahun 2018, jumlah pinjaman yang dicairkan naik 400 persen lebih.
Jumlah nasabah yang memilih melakukan pinjaman melalui fintech TunaiKita itu juga naik 60 persen. Sementara, kredit macet (NPL) pada Juni 2018 turun 175 persen dibanding Januari 2018.
ANTARA