TEMPO.CO, Jakarta - Hari Anak Nasional, ojek online batal berunjuk rasa, Senin 23 Juli 2018. Ketua Umum DPP Asosiasi Driver Online Christiansen mengatakan hal tersebut batal karena dia mendapatkan tekanan.
BACA: Ojek Online Demo Saat Asian Games 2018, Grab Indonesia Tanya Ini
Baca Juga:
"Info bahwa karena begitu besarnya tekanan terhadap perangkat aksi maka aksi suara kami hari ini dibatalkan," kata Christiansen, Senin, 23 Juli 2018.
Christiansen atau Yansen mengatakan menimbang waktu yang terlalu singkat sehingga menyebabkan beberapa hal penting dalam aksi tidak selesai tepat waktu. Dan atas hasil musyawarah bersama, mereka sepakat mengundurkan diri pada hari ini.
Yansen mengatakan juga ada intimidasi dari pihak-pihak yang tidak mau aksi tersebut diselenggarakan. "Kami belum tahu pasti bang, entah dari mana yang menghubungi. Ditelpon, ditanyakan tujuan aksi," kata Yansen. "Ancaman di lapangan pada saat aksi. Bahasanya: "Kita jumpa di lapangan, yang keras bapak atau saya".
BACA: Hari Anak, Aktivis Perempuan Serukan Pencegahan Pernikahan Dini
Kemarin asosiasi ojek online dan driver online menyampaikan berencana menggelar aksi pada hari ini pukul 10.00. Rencana aksi dilakukan di beberapa titik, seperti Kantor Pusat Grab di Lippo Kuningan, Kantor Pusat Gojek di Pasaraya Blok M, dan Istana Negara.
Para driver tersebut menuntut untuk tarif layak dan kesejahteraan."Yang suara kami ajukan, untuk roda dua Rp 3.000 per kilometer dan untuk roda empat Rp 5.000 per kilometer," ujar Yansen.
Baca berita tentang Hari Anak lainnya di Tempo.co.