TEMPO.CO, Sorong - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM menyarankan PT PLN (Persero) beralih menggunakan 100 persen minyak sawit pada pembangkit listrik tenaga diesel atau PLTD miliknya.
Baca: ESDM: Kasus PLTU Riau I Tak Ganggu Target Rasio Elektrifikasi
Baca Juga:
"Ini yang saya minta, PLN membuat rencana dalam waktu yang singkat, mungkin 5-10 tahun, untuk mengganti PLTD dengan 100 persen minyak kelapa sawit," kata Menteri ESDM Ignasius Jonan, dalam informasi yang diterima Antara di Sorong, dari Kementerian ESDM, Sabtu, 21 Juli 2018.
Jonan menjelaskan, teknologi untuk mengubah penggunaan PLTD dengan minyak kelapa sawit sudah ada dan telah dimiliki beberapa perusahaan, seperti General Energy (GE), Mercedes-Benz, dan Volvo. Saat ini, PLN telah mencoba di beberapa PLTD kecil menggunakan 100 persen minyak kelapa sawit.
"Jika ditanya teknologinya ada, saya jawab ada. PLN telah mencoba di beberapa PLTD kecil yang menggunakan 100 persen minyak kelapa sawit," ucap Jonan.
Jonan juga mengungkapkan bahwa program penggantian energi PLTD dengan minyak kelapa sawit ini telah dilaporkan ke Presiden Joko Widodo dalam sidang kabinet dan akan segera dijalankan. "Kami telah menyampaikan ke Bapak Presiden di sidang kabinet. Bapak Presiden setuju dan segera dijalankan," tuturnya.
Baca: Harga Avtur Mahal, ESDM Sarankan Avtur Tak Hanya Dijual Pertamina
Saat ini, PLN mengoperasikan sekitar 3.200 megawatt (MW) PLTD di seluruh Indonesia. Apabila PLN dapat memaksimalkan penggunaan 3.000 MW dengan minyak kelapa sawit, diperkirakan total konsumsi kelapa sawit terserap sekitar 4,5-5 juta ton per tahun.
"Jika PLN mampu menggunakan 3.000 MW (dengan) minyak kelapa sawit, diperkirakan total konsumsi (minyak) kelapa sawit kurang-lebih sekitar 4,5-5 juta ton per tahun. Itu dua kali lebih besar dari program B20 yang dilakukan biosolar tahun ini untuk kendaraan," kata Jonan.
Baca tentang ESDM lainnya di Tempo.co.