TEMPO.CO, Jakarta - Jebloknya nilai tukar rupiah sempat berimbas pada Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG yang jatuh sebesar 0,46 persen ke level 5.844,34 pada penutupan sesi perdagangan pertama, Jumat, 20 Juli 2018. Pada awal perdagangan IHSG tercatat langsung melemah meski sempat menguat sedikit.
Baca: Rupiah Melemah, BI: Bukan Karena Masalah Domestik
Sepanjang perdagangan IHSG mampu mencatat rentang tertinggi ke level 5.884,63 dan terendah 5842,93. Tercatat ada 126 saham menguat, 204 saham jatuh dan 115 saham diam di tempat.
Indeks saham paling liquid, LQ45 juga tercatat melemah sebesar 0,2 persen ke level 919,126. Sepanjang perdagangan indeks LQ45 bergerak dalam rentang 918,19 hingga 925,79.
Baca: Rupiah Melemah ke Level 14.500-an, Luhut: Tidak Apa-apa
Sebelumnya, IHSG telah diramal bakal melemah hari ini. Kebijakan Bank Indonesia diperkirakan yang tak menaikkan suku bunga masih menjadi sentimen bagi pergerakan IHSG.
"Peluang koreksi wajar IHSG masih akan terlihat setelah Bank Indonesia mengeluarkan rilis data (suku bunga)," kata Vice President Research Departmentt Indosurya Sekuritas, William Surya Wijaya dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 20 Juli 2018.
Pelemahan IHSG ini disumbang oleh sektor infrastruktur dan pertambangan. Adapun, top loser sepanjang sesi perdagangan pertama adalah BNBR, BBTN, TKIM, NUSA dan MARI. Sedangkan top gainers adalah RAJA, DYAN, SMGR, BKSL dan SRIL.
Sementara itu, nilai tukar rupiah di pasar valas tercatat juga mencapai titik terendahnya sejak awal tahun atau year to date (ytd) sebesar 0,41 poin ke level Rp 14.528 per dolar AS. Sedangkan di pasar spot Rupiah juga terus melemah. Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), Rupiah dipatok Rp 14.520 per dolar AS.