TEMPO.CO, Jakarta - Corporate Secretary PT Angkasa Pura I (Persero) Israwadi mengatakan pihaknya belum mendapat informasi terkait oknum yang menghentikan taksi penumpang pesawat di Bandara Ahmad Yani, Semarang. Ia juga menilai kejadian tersebut tidak ada hubungannya dengan oknum eks TNI. "Kalau eks TNI saya kira nggak, lah," kata Israwadi kepada Tempo, Jumat, 20 Juli 2018.
Baca: Usai Penumpang Pesawat Dibentak, Bandara Ini Sediakan Taksi Argo
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan secara umum insiden tersebut tak terkait langsung dengan institusi TNI. "Ini adalah urusan oknum yang dulunya TNI, berlaku seperti itu," ucapnya.
Budi Karya mengaku sampai berbicara langsung dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto terkait insiden penumpang pesawat di bandara Amad Yani, Semarang, Jawa Tengah.
Baca: Menhub Minta Maaf Penumpang Pesawat Dipaksa Naik Taksi Bandara
Lebih jauh Israwadi menjelaskan memang lahan yang digunakan Bandara Ahmad Yani ialah milik TNI. "Kami memang memanfaatkan lahan itu atas dasar pemanfaatan lahan itu kami juga bekerja sama dengan TNI," tuturnya.
Tak hanya itu, Israwadi juga menjelaskan taksi di Bandara Ahmad Yani memang dikelola oleh koperasi S16 milik TNI. "Jadi prinsipnya kami bekerja sama dengan koperasi kalau ada pelanggaran dari oknum kami usut dulu," katanya.
Insiden ini mencuat setelah Nathalie menuturkan kisahnya melalui akun Facebook pada 15 Juli 2018. Setelah mendarat di Bandara Ahmad Yani, Semarang, dia menumpang taksi Blue Bird yang kebetulan kosong. Semua barang sudah dimasukkan ke dalam bagasi mobil. "Setelah taksi mulai berjalan kurang lebih 10-20 meter tiba-tiba taksi kami diberhentikan oleh seorang oknum di Bandara," ujarnya.
Bukan hanya memberhentikan taksi Blue Bird, menurut Nathalie, sang oknum juga membentak dia dan sopir taksi. "Saya tidak boleh naik taksi Blue Bird, karena ada peraturan yang melarang kami naik taksi lain selain taksi bandara," katanya.
Simak berita menarik lainnya terkait penumpang pesawat hanya di Tempo.co.
FAJAR PEBRIANTO