TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pelemahan ini tak perlu dianggap sebagai kejadian luar biasa. Menurut Darmin, pasar keuangan sudah bergejolak sejak beberapa hari terakhir.
BACA: Rupiah Melemah Mendekati Rp 15 Ribu, karena Pernyataan BI?
Tepatnya setelah Gubernur Bank Sentral Amerika, Jerome Powell, menyatakan akan menaikkan suku bunga untuk mengimbangi inflasi. Dolar Amerika menguat dibuatnya sehingga melemahkan rupiah.
"Jadi perubahan harian memang kadang agak tinggi tapi tidak perlu menganggap sesuatu yang luar biasa terjadi," kata Darmin di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat, 20 Juli 2018.
Jakarta Interspot Dollar Rate Bank Indonesia mencatat, nilai tukar rupiah menembus level Rp 14.520 per dolar Amerika Serikat pada pukul 11.03 WIB hari ini. Rupiah semakin melemah setelahnya sepakan terakhir bergerak di kisaran Rp 14.300 - Rp 14.400.
BACA: Melesu, Kurs Rupiah Injak Level Rp 14.520
Peneliti Institute for Development Economic and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan pelemahan rupiah salah satunya disebabkan pernyataan BI yang merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi 5,1 persen. "Sentimen langsung berubah pesimistis," ujar Bhima kepada Tempo, Jumat, 20 Juli 2018.
Bhima menuturkan, kebijakan BI terkait suku bunga juga punya andil dalam pelemahan rupiah. Dari Rapat Dewan Gubernur kemarin, Bank Indonesia memutuskan tak menaikkan tingkat suku bunga acuan sampai akhir tahun 2018. Dampaknya, investor cenderung menahan diri.
Baca berita tentang Rupiah lainnya di Tempo.co.
CAESAR AKBAR