TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan mendorong pengembangan industri hulu dan hilir untuk mengurangi jumlah ekspor bahan mentah.
Baca juga: Ketemu Luhut Pandjaitan, Menperin Bahas Revolusi Industri 4.0
"Kita harus mainkan industri hulu hilir. Kita tidak mau lagi ekspor raw material," katanya dalam penutupan Kongres Teknologi Nasional (KTN) 2018 di Gedung BPPT, Jakarta, Kamis, 19 Juli 2018.
Baca Juga:
Ia mengingatkan Indonesia jangan lagi menjadi pasar dari produk yang diolah dengan teknologi maju oleh industri di luar negeri. Menurut dia, perekonomian Indonesia sedang bergerak dari ekonomi berbasis sumber daya ke ekonomi berbasis nilai utama.
Simak pula: Luhut Sebut Perang Dagang AS-Cina Bisa Untungkan Indonesia
"Kita tidak mau lagi ekspor raw material. Kita maunya nilai tambah di semua bidang. Masa teknologinya impor terus, masa tidak bisa menggunakan teknologi dalam negeri? Indonesia ini sakti, kita ini sakti, tapi selama ini merasa kita bodoh," katanya.
Untuk itu, Luhut menginginkan ada perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu caranya adalah dengan memberikan perhatian pada beberapa riset unggulan sehingga dana anggaran riset yang tersedia mampu membiayai riset-riset tersebut.
"Saya usulkan bagaimana riset hanya di beberapa tempat sehingga anggarannya lebih fokus. Pilih proyek-proyek yang bagus, fokuskan sehingga bisa jadi unggulan. Jangan semuanya diteliti, nanti malah tidak ada yang jadi," katanya.
Selain itu, kata Luhut, inovasi harus terus digalakkan. Inovasi tidak bisa terbangun begitu saja, melainkan melalui beberapa tahap dari proses awal, yaitu riset dasar di lembaga penelitian dan universitas hingga dikembangkan menjadi produk teknologi melalui prinsip-prinsip kerekayasaan.
Semakin banyak hasil riset dasar dalam sebuah paten yang menjadi karya cipta produk industri akan semakin menentukan kekuatan dan daya saing produk tersebut di pasar.
Pemerintah pun, kata dia, memberikan perhatian besar untuk mengembangkan teknologi dan akan menambah anggaran untuk penelitian.
"Saya lapor ke Presiden. Ayo kita investasi dana untuk teknologi. Pasti ada risikonya. Jangankan riset teknologi, kita makan, nikah saja ada risikonya, tapi kita harus berani. Presiden mau, tapi kita harus fokus ke beberapa area yang kita pikir hasilnya kita bisa maksimal," kata Luhut Pandjaitan.