TEMPO.CO, Bekasi - Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah (Ditjen IKM) Kementerian Perindustrian mendorong pelaku usaha IKM memperluas pasarnya melalui perdagangan online. Karena itu, lembaga pemerintah ini gencar memberikan pembelajaran bisnis online melalui program e-Smart IKM.
Baca juga: Kementerian Perindustrian Usulkan Insentif Industri Susu Nasional
Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut (LMEA) Kementerian Perindustrian Endang Suwartini mengatakan, sudah saatnya produk IKM dikenal masyarakat melalui e-commerce. Dengan begitu, marketplace atau pasar di Indonesia tidak lagi hanya dibanjiri produk impor.
Baca Juga:
Menurut dia, sebanyak 50 IKM logam, mesin, elektronika dan alat angkut yang berasal dari Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, serta Provinsi DKI Jakarta, sejak kemarin telah mengikuti Workshop e-Smart IKM. Workshop tersebut diselenggarakan Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah (Ditjen IKM) Kementerian Perindustrian di Cibitung, Bekasi.
"Kami bekerja sama dengan marketplace Indonesia yaitu Ralali dan Tokopedia," kata Endang di Bekasi, Rabu, 18 Juli 2018.
Ia mengatakan, semua peserta workshop e-Smart IKM adalah pelaku industri dalam negeri. Artinya, produknya dijamin lokal. Menurut dia, selama mengikuti workshop, pelaku IKM belajar berbisnis melalui sarana e-commerce dan juga mendapatkan sosialisasi program-program Kementerian Perindustrian seperti restrukturisasi mesin peralatan dan SNI.
Selain itu untuk pemantapan, ucap dia, diberikan materi strategi pemasaran online dari IdEA dan juga pengembangan produk melalui perbaikan proses bisnis, bahkan diperkenalkan juga aplikasi pencatatan keuangan dari Bank Indonesia. “Menjadi IKM di zaman now harus update dengan teknologi," kata dia.
Untuk itu Kementerian Perindustrian berupaya melakukan edukasi pentingnya teknologi digital, manajemen keuangan yang baik, serta produk yang memenuhi standard. Apalagi pemberdayaan IKM melalui teknologi digital merupakan salah satu prioritas dalam peta jalan Indonesia menuju era industri generasi ke-4, di mana teknologi digital dimanfaatkan sepenuhnya dalam proses produksi untuk mencapai efisiensi yang maksimal.
Ia menambahkan, sejak diluncurkan pada 27 Januari 2017 yang lalu, workshop e-Smart IKM telah diikuti lebih dari 2.700 peserta dan membukukan nilai transaksi online sebesar Rp 600 juta. Tahun ini, Kementerian Perindustrian menargetkan 4.000 IKM di seluruh Indonesia ikut e-Smart IKM sehingga, ucap dia, setidaknya ada 12.000 produk IKM masuk dalam marketplace.
"e-Smart IKM ini akan menjadi sistem database yang tersaji dalam profil industri, sentra, dan produk," kata dia.
Ke depan, e-Smart IKM ini akan menjadi salah satu bahan analisa pembuatan kebijakan dalam pembinaan IKM. Ia mencontohkan, data kebutuhan bahan baku IKM, mesin peralatan atau teknologi yang dibutuhkan IKM, Kementerian Perindustrian dapat mengetahui dengan mudah, sehingga mudah menentukan kebijakan untuk mendukung kemajuan IKM. "Program ini tidak hanya berhenti setelah mengikuti workshop, namun kami juga menyiapkan program pendampingannya," ujar Endang.