Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Investor Pertimbangkan Obligasi Daerah karena Semakin Likuid

image-gnews
Selain dapat dibeli di pasar perdana, obligasi juga dapat diperjualbelikan di pasar sekunder dengan menggunakan harga dalam bentuk persentase.
Selain dapat dibeli di pasar perdana, obligasi juga dapat diperjualbelikan di pasar sekunder dengan menggunakan harga dalam bentuk persentase.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Niatan sejumlah pemerintah daerah untuk menerbitkan surat utang atau obligasi cukup menarik perhatian investor. Terlebih, di tengah keterbatasan instrumen investasi domestik saat ini, obligasi menjadi salah satu alternatif. “Peluangnya ada, karena semakin ke sini minat investasi ke obligasi juga meningkat, karena sekarang kan sifatnya sudah semakin likuid, walaupun pasar saham masih mendominasi,” ujar Ketua Komunitas Investor Saham Pemula Frisca Devi Choirina, kepada Tempo, Selasa 17 Juli 2018.

Frisca menuturkan jika diamati investor yang berminat pada obligasi kini masih didominasi oleh kalangan menengah ke atas. Hal itu diduga disebabkan oleh nilai investasi yang harus dikeluarkan masih belum sepenuhnya terjangkau ke seluruh lapisan masyarakat. “Harganya walaupun yang ritel termurahnya juga masih dalam kisaran jutaan, belum seperti saham yang lebih ritel, walaupun sama-sama pasar modal,” katanya.

Sehingga, meskipun potensial, instrumen obligasi khususnya yang akan diterbitkan oleh pemerintah daerah diprediksi akan menghadapi tantangan yang tak mudah. “Kami masih belum optimistis sejauh ini, masih ragu karena secara global di kota-kota besar saja dia belum terlalu common, cakupannya belum terbesar, sehingga kalau daerah sepertinya masih asing,” ujarnya. Menurut dia, masih dibutuhkan waktu yang lebih panjang untuk menyosialisasikan dan mengedukasi masyarakat tentang obligasi daerah.

Simak: PLN Terbitkan Obligasi Global USD 2 Miliar

Frisca berujar sebagai investor hal terpenting yang diperhatikan ketika menentukan instrumen investasi adalah imbal hasil (yield) atau nilai kupon yang ditawarkan. “Kalau memang kupon dan harga belinya worth it pasti investor tertarik membeli, tapi kalau dibandingkan deposito misalnya beda tipis ya buat apa,” ucapnya.

Dia pun menekankan preferensi investor tentang tenor obligasi yang variatif. Adapun range besaran yield obligasi baik pemerintah maupun korporasi saat ini berada di kisaran 6-15 persen. “Karena penerbitnya pemerintah, walaupun pemda ya tetap jadi keuntungan juga karena biasanya investor lebih merasa aman dibandingkan korporasi atau swasta.”

Namun, sebagai catatan yang tak kalah penting bagi investor adalah kredibilitas dan kapabilitas pemda tersebut untuk mengelola obligasi itu nantinya. “Kinerja keuangan dari pihak yang mengeluarkan obligasi ini harus diamati, karena khawatirnya ada kasus gagal bayar,” kata Frisca. Sejumlah daerah yang telah menyatakan minatnya di antaranya adalah DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Fakhri Hilmi sepakat jika potensi dana yang dapat dihimpun dari penerbitan obligasi daerah akan besar. Sebelumnya, diperkirakan potensinya disebut bisa mencapai Rp 20 triliun. “Potensinya besar, tapi untuk  pastinya berapa yang menghitung Pemda yang bersangkutan,” ujarnya. Untuk itu, lembaganya juga terus berupaya mendorong daerah untuk segera merealisasikannya. “Kami mendukung penuh dari sisi pelatihan, sosialisasi, hingga pendampingan,” katanya.

Head of Fixed Income Research PT Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengatakan semakin banyak pilihan instrumen investasi di pasar akan semakin bagus. Karena, setiap investor memiliki tipe, tujuan, dan preferensi yang berbeda. Obligasi daerah khususnya yang dapat bersifat jangka panjang karena peruntukannya sebagai pembiayaan infrastruktur, akan menjadi opsi lain untuk investor menengah panjang, yang sebelumnya bermain di dana pensiun atau asuransi. “Untuk investor tentukan akan diukur return yang ditawarkan, dan tingkat risikonya seperti apa sebelum mereka memutuskan untuk berinvestasi,” ucapnya.

Ekonom PT Bank Central Asia Tbk David Sumual menuturkan obligasi daerah di satu sisi juga dapat berdampak positif mendorong pertumbuhan ekonomi. Sebab, latar belakang penerbitan obligasi ini utamanya karena Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tak bisa membiayai seluruh kebutuhan dana infrastruktur. “Asalkan penggunaan obligasi daerah ini sesuai dengan tujuannya, pertama harus dilihat apa dulu kebutuhannya, punya ide kreatif apa untuk mendorong perekonomian di sana,” katanya.

Dia pun tetap mengingatkan pemda untuk berhati-hati dalam mengelola dana yang ada. “Karena bisa saja menyebabkan utang daerah jadi berlebihan, kinerjanya kurang sehat nanti dalam pengelolaan APBD, tapi sejauh ini kinerja keuangan daerah yang berminat cukup bagus,” ucapnya.

 

GHOIDA RAHMAH | VINDRY FLORENTIN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Imbas Israel Serang Balik Iran, Rupiah Makin Keok

4 jam lalu

Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan
Imbas Israel Serang Balik Iran, Rupiah Makin Keok

Selain terhadap nilai tukar rupiah, gejolak konflik ini juga berefek pada harga emas dan minyak dunia.


Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

1 hari lalu

Suasana pelayanan kontak 157 Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Rabu, 6 Desember 2023.  Otoritas Jasa keuangan (OJK) terus meningkatkan koordinasi, integrasi dan kerja sama di antara berbagai bidang organisasi di OJK untuk semakin memperkuat pengawasan lintas bidang di industri jasa keuangan. Tempo/Tony Hartawan
Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

OJK membeberkan dampak memanasnya konflik di Timur Tengah kinerja intermediasi dan stabilitas sistem keuangan nasional.


Laba JPMorgan Chase Pada Triwulan pertama 2024 Rp 216,3 Triliun, Ini Profil Perusahaan yang Berdiri Sejak 1872

4 hari lalu

JPMorgan Chase & Co. REUTERS
Laba JPMorgan Chase Pada Triwulan pertama 2024 Rp 216,3 Triliun, Ini Profil Perusahaan yang Berdiri Sejak 1872

Berikut profil JPMorgan Chase yang alami kenaikan 6 persen dalam triwulan pertama 2024 setara Rp 216,3 triliun. Usia perusahaan ini sudah 152 tahun.


BEI Targetkan Ada 64 Ribu Investor Baru Pasar Modal di Solo Raya Tahun Ini

8 hari lalu

Pekerja melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat, 5 April 2024. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik menuju level 7.286 pada penutupan perdagangan hari ini, menjelang libur Hari Raya Lebaran Idulfitri 1445 H. TEMPO/Tony Hartawan
BEI Targetkan Ada 64 Ribu Investor Baru Pasar Modal di Solo Raya Tahun Ini

BEI menargetkan tahun ini bakal ada sebanyak 64.483 investor baru di pasar modal di Solo Raya.


Jangan Salah Langkah, Ini Tips Lakukan Investasi yang Benar

13 hari lalu

Ilustrasi investasi. pixabay
Jangan Salah Langkah, Ini Tips Lakukan Investasi yang Benar

Penting menjadi investor yang independen dan bijaksana. Simak tips melakukan investasi agar tidak salah langkah.


LinkAja Dapat Pendanaan Investasi Strategis dari Mitsui

21 hari lalu

Layanan Syariah LinkAja pada  pameran Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-8 Tahun 2021 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Kamis, 28 Oktober 2021. Tempo/Tony Hartawan
LinkAja Dapat Pendanaan Investasi Strategis dari Mitsui

Aksi korporasi BUMN dan LinkAja untuk memperkuat ekosistem dan strategi bisnis, termasuk potensi kolaborasi di dalam ekosistem BUMN.


Ini Lima Provinsi yang Menjanjikan bagi Investor

22 hari lalu

Grant Thornton Indonesia menggelar konferensi pers di Jakarta Selatan, Rabu, 27 Maret 2024. Organisasi global itu mengungkap lima provinsi yang menjanjikan bagi investor, yakni Kalimantan Timur, Maluku Utara, Sulawesi Tenggara, Jawa Barat, dan Riau. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Ini Lima Provinsi yang Menjanjikan bagi Investor

Grant Thornton Indonesia menyebut lima provinsi unggulan yang memiliki potensi menjanjikan untuk investasi.


CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

22 hari lalu

Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Noviady Wahyudi (tengah) menyampaikan paparan bersama  Head of Region Jawa Barat dan Jawa Tengah CIMB Niaga Andiko Manik (kiri) dan Presiden Direktur CIMB Niaga Auto Finance/CNAF Ristiawan Suherman (kanan) di sela-sela acara Buka Bersama dan Silaturahmi Media dengan CIMB Niaga di Solo, Jawa Tengah, Rabu, 27 Maret 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.


Otorita IKN Optimistis Investasi Tahun Ini Capai Rp 100 Triliun

26 hari lalu

Pekerja melintas di depan pembangunan istana presiden Ibu Kota Nusantara (IKN), Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin, 12 Februari 2024. Sekretaris Otorita IKN Achmad Jaka Santos mengatakan bahwa saat ini progres pembangunan istana presiden di IKN telah mencapai 54 persen dan diproyeksi siap digunakan untuk menggelar Upacara Kemerdekaan RI ke-79 pada 17 Agustus 2024 mendatang. ANTARA FOTO/ Rivan Awal Lingga
Otorita IKN Optimistis Investasi Tahun Ini Capai Rp 100 Triliun

Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) optimistis investasi non-APBN di IKN, Kalimantan Timur, bisa tembus Rp 100 hingga akhir 2024


Bamsoet Dukung Pembangunan Smelter Nikel dan Pabrik Baja di Sorong

30 hari lalu

Bamsoet Dukung Pembangunan Smelter Nikel dan Pabrik Baja di Sorong

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mengapresiasi rencana dua investor asal China, PT Sheng Wei New Energy Technology dan Beijing Jianlong Heavy Industry Group Co, Ltd (Beijing Jianlong) yang membangun smelter nikel dan pabrik pembuatan baja dengan metode economic green.