TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Senior Indef Faisal Basri mengkritik nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang terus melemah. Ia menyebutkan butuh keterlibatan seluruh pihak agar persoalan ini tak berkepanjangan.
"Jadi enggak bisa BI terus yang berjuang. BI enggak ga bisa atasi sendiri, tapi ini masalah bangsa," kata Faisal di Hotel Millenium Sirih, Jakarta, Rabu, 11 April 2018.
Baca: Rupiah Melempem, Industri Farmasi Dilema Naikkan Harga Produk
Oleh sebab itu, Faisal juga meminta agar pemilik dolar AS untuk segera melepas mata uang itu ke pasar. Selama ini kata dia, jika rupiah melemah, masyarakat justru melakukan pembelian dolar AS.
Selain itu, keputusan The Fed, Bank Sentral AS yang diperkirakan menaikkan suku bunga acuannya hingga tahun depan juga mempengaruhi kondisi ini. "Psikologis masyarakat Indonesia, menghadapi kondisi seperti sekarang, kalau bicara dengan teman-teman itu dolarnya sudah banyak, mereka malah beli dolar dalam kondisi sekarang," ucap dia.
Baca: Industri Manufaktur di Daerah Ini Terpukul oleh Pelemahan Rupiah
Faisal juga mengkritik sikap para elite yang selalu menyimpan kekayaannya dalam bentuk mata uang dolar AS. Padahal kata dia, pelepasan dolar AS justru menjaga likuiditas mata uang itu di pasar.
Lebih jauh Faisal meminta Presiden Joko Widodo untuk mengajak seluruh pejabat pemerintahan di Indonesia untuk segera melepas uang dolar AS-nya ke pasar. Ia menilai penyimpanan dolar AS oleh sebagian pejabat di Indonesia justru bentuk ketidakpercayaan mereka terhadap negaranya sendiri.
"Buat apa sih pejabat itu berternak dolar. Artinya kan dia tidak percaya pada komitmen pemerintahnya sendiri. Pak Jokowi kekayaan dolarnya praktis enggak ada, nah Pak Jokowi imbau para pejabat, menterinya," ujar Faisal mengkritik lebih jauh soal pelemahan rupiah yang masih terjadi.