TEMPO.CO, Jakarta - Harga Saham Gabungan atau IHSG diprediksi masih akan menguat pada perdagangan hari ini, Selasa, 10 Juli 2018. Senior Analyst CSA Research Reza Priyambada memprediksi penguatan indeks bursa acuan masih akan menguat usai rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang tidak begitu mengembirakan.
"Namun, ketahanan IHSG dan psikologis pelaku pasar pun masih diuji terhadap sentimen yang akan muncul," kata Reza seperti dalam keterangan tertulis yang diterim Tempo, Selasa, 10 Juli 2018.
Sebelumnya, IHSG ditutup menguat sebesar 112 poin atau setara 1,97 persen ke level 5807,375. Tercatat sepanjang sesi pergangan kemarin IHSG langsung melesat menunjukan penguatanya. Penguatan IHSG tercatat juga diikuti dengan penguatan pada laju bursa saham global.
Baca juga: IHSG Melemah ke Level 5.733 Mengekor Pelemahan Saham di Asia
Penguatan ini terutama diikuti oleh penguatan Rupiah terhadap Dolar Amerika usai kurang kuatnya hasil data-data ketenagakerjaan Amerika Serikat. Hal ini memberikan sentimen positif bagi penguatan nilai mata uang di wilayah Eropa dan juga Asia terhadap kurs Dolar Amerika termasuk Rupiah.
Reza memprediksi IHSG akan dapat bertahan di atas support level 5778-5787 untuk mengkonfirmasi kenaikan lanjutan. Sedangkan, level resisten diharapkan dapat menyentuh kisaran 5828-5842.
"Namun tetap mewaspadai terhadap sentimen-sentimen yang dapat membuat IHSG kembali melemah," kata dia.
Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya mengatakan IHSG diprediksi masih akan bergerak dalam rentang konsolidasi wajar. Menurut dia, harga komoditas dan nilai tukar Rupiah yang masih fluktuatif masih akan memberikan pengaruh pada perdagangan indeks bursa acuan.
William memperkirakan, IHSG akan bergerak dalam rentang 5619 - 5921. Adapun beberapa saham yang layak diperhatikan adalah BBNI, BBCA, BMRI, WIKA, WSBP, SRIL, TLKM, INDF, PWON, BJTM dan JSMR.