TEMPO.CO, Jakarta - PT Telkom Indonesia memperkenalkan aplikasi digital pertanian yang disebut Logistik Tani (Logtan). Direktur Digital & Strategic Portfolio Telkom, David Bangun mengatakan keberadaan Logtan untuk memastikan keterpaduan, validitas, dan akurasi berbagai data pertanian dalam rangka digitalisasi pertanian.
"Dengan Logtan, dapat dilakukan pendataan petani, lahan, dan aktivitas pertanian lainnya yang dapat digunakan dalam pemrosesan layanan pertanian," ujar David di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Jakarta, Senin, 9 Juni 2018.
Baca juga: Telkom Gandeng Petani Agar Go Digital
Dengan aplikasi itu, para petani juga bisa dengan mudah mengajukan Kredit Usaha Rakyat, Asuransi Usaha Tani Padi, penyerapan beras, serta pembelian sarana produksi pertanian, seperti bibit, pupuk, dan lainnya.
Hal yang memudahkan, kata David, adalah informasi yang terekam dalam Logtan telah divalidasi langsung ke lapangan dan dilengkapi dengan dokumen pendukung seperti foto petani, foto lahan, dokumen KTP, dan dokumen Kartu Keluarga. Kini petugas Telkom tengah mendatangi para petani untuk mengumpulkan data-data tersebut.
Segera setelah data di aplikasi itu lengkap, para petani tinggal melakukan pengajuan via ponsel. "Saat ini lebih banyak dibantu petugasnya. Mereka mendatangi petani untuk membantu petani yang berminat mengajukan," ujar David.
David mengatakan digitalisasi pertanian, bukan hanya ditunjang aplikasi Logtan tersebut. Keberadaan Mitra BUMDes Bersama pun cukup strategis dalam mewujudkan kesejahteraan petani. Sebab, Mitra BUMDes bertugas membangun Sentra Pengolahan Beras Terpadu (SPBT) yang memiliki mesin-mesin pengering dan penggiling gabah untuk digunakan para petani, sehingga petani dapat menjual hasil panennya dalam bentuk beras.
David menambahkan, digitalisasi sistem Pertanian akan membuat pengelolaan bisnis yang modern dalam Kewirausahaan Pertanian, termasuk pemanfaatan perangkat ERP (Enterprise Resource Planning) dan POS (Point of Sales) oleh petani.
ERP memungkinkan alur pendanaan, bahan baku, produksi, dan sistem pendukung dapat diperbaharui secara cepat dan dipantau secara akurat. Sementara POS akan memudahkan proses penjualan dan pemantauan data-data penjualan. POS telah terintegrasi dengan ERP, sehingga seluruh aktivitas MBB di seluruh Indonesia dapat teragregasi dan termonitor langsung untuk level nasional.
“Dengan skala penyerapan yang memadai, Mitra BUMDes dapat melakukan akses pasar dan memberikan harga yang lebih menguntungkan bagi petani. Terlebih, keuntungan penjualan langsung dirasakan petani,” ujarnya.
Saat ini, kata Direktur Digital & Strategic Portfolio Telkom tersebut, layanan itu akan diuji coba di sembilan kabupaten di Jawa Barat, yaitu Indramayu, Karawang, Purwakarta, Majalengka, Sumedang, Cianjur, Garut, Ciamis, dan Tasikmalaya.