TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan pembangunan runaway stripe (bahu landas pacu) Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto, Samarinda, Kalimantan Timur selesai November 2018. Menurut dia, saat ini, kondisi runaway masih terkendala tanah sliding yang terjadi di area runaway bandara.
"Kami datang untuk melakukan evaluasi pekerjaan konstruksinya, kalau saya lihat teknisnya kira-kira sudah 50 persen. Insyallah awal November selesai," kata Menteri Budi ditemui usai meninjau langsung progres pembangunan runaway bandara, Ahad, 8 Juli 2018.
Sebelumnya, penyelesaian pembangunan bandara sempat diundur dua kali. Ditargetkan rampung akhir Desember 2017 lalu, namun kemudian diundur menjadi Januari 2018 dan direvisi kembali menjadi November 2018.
BACA: Bandara Soekarno - Hatta Paling Tidak Tepat Waktu di Dunia
Diharapkan nantinya Bandara APT Pranoto bisa menggantikan Bandara Temindung di Samarinda. Adapun kebutuhan akan transportasi udara di KalimantanTimur khususnya di Ibukota Samarinda saat ini hanya bisa dipenuhi lewat Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan.
Bandara APT Pranoto hanya bisa dipergunakan untuk pesawat-pesawat jarak pendek dengan jenis Caravan dan ATR 42. Sebab, landas pacu yang bisa digunakan baru mencapai 1.380 meter dari total 2.250 meter. Karena itu, pesawat besar dengan jenis Boeing 737 tak bisa mendarat.
Menurut Budi Karya, kondisi itu menyebabkan pariwisata dan mobilitas menjadi tak efektif. Sebab, jarak antara Balikpapan menuju Samarinda berkisar selama 2-3 jam perjalanan darat.
Menteri Budi mengatakan pengerjaan runaway nantinya bakal dikerjakan dengan menggunakan biaya pembangunan dari APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Kemudian, jika pengerjaan runaway telah selesai pengelolaan status bandara akan dialihkan kepada Pemerintah Pusat. Setelah itu, dirinya berharap pengelolaan bandara bisa dikerjasamakan dengan Angkasa Pura I.
"Nanti dari Pusat kepada Angkasa Pura I bisa berbentuk dengan KSP atau PMN. Nanti Kejaksaan Tinggi bisa memberikan rekomendasi tentang itu," kata Budi.
BACA: Delay 2 Hari di Bandara Soetta, Penumpang AirAsia Bikin Grup
Bandara APT Pranoto dibangun di lahan seluas 301,4 hektare. Lokasi bandara ini berjarak 18,41 kilometer dari pusat Kota Samarinda. Bandara Temindung, yang sebelumnya digunakan untuk penerbangan di Samarinda sudah sangat tak layak karena landasan pacu sering terendam air saat hujan tiba. Juga, karena luas lahan yang dianggap kurang untuk penerbangan komersil dengan pesawat besar seperti Boeing.