TEMPO.CO, Jakarta - Pertamina menjamin pasokan dan distribusi bahan bakar minyak (BBM) di Bali aman pasca-erupsi Gunung Agung karena telah menyiapkan antisipasi sebelumnya.
"Penyaluran BBM wilayah Bali pasca-erupsi (Gunung Agung) tetap dalam jumlah normal," kata Manajer Komunikasi Pertamina Pemasaran Regional V Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Rifky Rahman Yusuf, Senin, 9 Juli 2018.
Baca juga: Gunung Agung Belum Stabil, PVMBG Minta Masyarakat Tak Panik
Menurut Rifky, Pertamina telah menyiapkan pola pasokan reguler, alternatif, dan darurat, yang dipasok tidak hanya dari terminal BBM di Bali, tapi juga didukung terminal cadangan di Surabaya, Situbondo, Cilacap, dan Balikpapan.
Pihaknya mencatat rata-rata penyaluran BBM per hari jenis Premium mencapai 716 kiloliter, Pertalite 1.138 kiloliter, Pertamax 711 kiloliter, dan Pertamax Turbo 6 kiloliter. Sedangkan BBM jenis Solar mencapai 548 kiloliter, Dexlite 43 kiloliter, dan Pertamina Dex 5 kiloliter.
Tidak hanya BBM, penyaluran produk elpiji subsidi 3 kilogram (kg) 630 metrik ton per hari, bright gas (elpiji non-subsidi) 5,5 kg dan 12 kg 40 metrik ton per hari, serta avtur atau bahan bakar pesawat mencapai 2.400 kiloliter per hari.
Baca juga: Menjelang IMF-World Bank, Luhut Pantau Perkembangan Gunung Agung
BBM dan elpiji di Bali dipasok dari dua terminal, yakni di Sanggaran Denpasar dan Manggis, LPG di Depo Manggis Karangasem, serta avtur dari depo pengisian pesawat udara Ngurah Rai.
Penyaluran BBM saat ini dilayani 191 stasiun pengisian bahan bakar umum yang tersebar di Bali. Sedangkan elpiji didukung 14 stasiun pengisian bahan bakar gas, 96 agen, dan 2.564 pangkalan.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana menyebutkan, hingga saat ini, aktivitas vulkanik Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, masih labil dan berpotensi diikuti erupsi dengan status masih berada di level III (siaga).
ANTARA